Nanairo CRAYON part 13


Fandom: Jrock staring the GazettE, Kagrra, Kra, Alice Nine, Sadie, An Cafe n more…
Author: -Keka-

* * *


Musim apa ini??
Apakah semi, panas, gugur ataukah sudah memasuki musim dingin??

Semuanya terasa berputar tak pasti dan semakin jauh meninggalkan kenyataan.

Ada seorang wanita yang menjerit diantara kerumunan manusia-manusia dan seorang laki-laki yang terkapar bersimbah darah. Wanita itu menangis dan memeluk tubuh bersimbah darah itu. besar harapannya agar laki-laki itu kembali membuka mata, tapi seperti yang telah digariskan sebelumnya, laki-laki itu sudah tiada dan hanya meninggalkan sebuah nama...

Satoshi Takayasu..

Tidak jauh dari itu semua,

Seorang laki-laki lain kini tengah dirawat setelah satu jam yang lalu menjalani operasi.

Naoran mengalami pendarahan organ dalam karena hatinya robek akibat tumbukan benda keras.

Ya, sebuah mobil menabraknya. Mobil itulah yang membawa Yuura pergi menjauh dan mungkin akan sangat jauh dan sulit dijangkau oleh laki-laki lain yang kini sedang cemas memikirkannya...

Uke Yutaka,

Laki-laki pemilik senyum manis yang lebih sering dipanggil Kai itu terus memikirkannya, memikirkan Yuura yang sudah lebih dari 3 hari meninggalkannya. Tidak tergambar senyum manis lagi di wajahnya. Yang tertinggal hanyalah kecemasan dan ketakutan jika kelak ia tidak akan pernah melihat Yuura kembali.

Wajah kecemasan dan kemurungan Kai sama dirasakan oleh laki-laki yang kini sedang menatapnya dari kejauhan...

Saga,

Laki-laki berwajah indah itu tidak percaya jika ia harus menghilangkan nyawa orang lagi. Itu semua agar Hiroto selamat. Tidak ada pilihan dan jalan lain. Ia harus tetap membunuh agar Hiroto baik-baik saja. Hiroto terlalu tidak berdosa untuk dilibatkan dalam masalahnya.

Tapi sepertinya Saga kembali iba.

Laki-laki yang menjadi targetnya ternyata hanyalah seorang laki-laki sederhana berwajah ramah yang sepertinya sedang dalam kesusahan. Wajahnya bahkan terlihat lebih sedih daripada wajah Saga saat ini. Saga tidak yakin apakah ia bisa membunuh laki-laki itu.

Selama ini seperti yang diyakininya, Saga hanya membunuh orang-orang jahat yang menyakitinya atau orang yang akan menyusahkannya. Ia tidak membunuh orang-orang baik bahkan jika itu tuntutan dari organisasi hitam yang telah mendidiknya menjadi seorang pembunuh kejam.

Tapi tuntutan kali ini berbeda. Nyawa Hiroto taruhannya. Kalau ia menolak membunuh laki-laki itu, entah apa yang akan dilakukan organisasi pada Hiroto, satu-satunya keluarga yang masih dimilikinya. Saga tidak menginginkan itu. ia akan kehilangan Tora sebentar lagi. Dan ia tidak mau jika berikutnya Hiroto lah yang akan pergi meninggalkannya.

Saga sudah mengambil keputusan..

Ia akan tetap membunuh laki-laki itu. seseorang dengan nama Uke Yutaka akan kehilangan nyawanya. Dan Saga memastikan bahwa laki-laki itu akan kehilangan nyawa dengan mudah agar ia tidak perlu merasakan kesakitan.

==1313==

Berderet wajah-wajah cemas itu mendadak bisa menghembuskan nafas lega saat dokter mengatakan bahwa Naoran sudah melewati masa kritisnya.

“Dia akan sadar beberapa saat lagi.” Ucapan dokter itu bagaikan ucapan hakim yang menyatakan keputusan tidak bersalah pada terdakwa hukuman mati.

Rika dan Chiru meneteskan air mata saking terharunya. “Kirain Nao bakalan mati, biar nyusahin tapi kalo gak ada dia rumah kos kita bakalan sepi.” Ucap Rika sambil nyusruk meluk Akiya di sampingnya. (Keka: kesempetan niy ye...XD~)

Gak butuh waktu lama, dengan gembira Izumi mengatakan bahwa Nao sudah sadar. Teman-temannya pun memaksa ingin melihat keadaannya secara bersamaan, meskipun perawat hanya memperbolehkan dua orang saja yang boleh masuk terlebih dahulu.

Akhirnya Akiya dan Izumi lah yang masuk, sementara Rika, Chiru dan Keiyuu menunggu di luar.

Nao terlihat lemah, meskipun akhirnya ia mendadak seperti orang panik.

“Yu.. Yuura... Satochi-san.. mereka.. mereka dalam bahaya..!!!”

“Hei tenanglah Nao, kamu baru aja selesai dioperasi. Memangnya apa yang terjadi pada kalian?” Tanya Izumi cemas.

Dengan susah payah Naoran menjelaskan.

“Orang-orang itu menangkap Yuura dan membawanya dengan sebuah mobil setelah sebelumnya menusuk Satochi-san dengan pisau dan menabrakku.”

“Orang-orang itu siapa?” Tanya Akiya tidak mengerti.

“Entahlah Aki, aku sama sekali gak kenal.”

“Tunggu Nao, tadi kamu bilang.. orang yang namanya Satochi itu ditusuk dengan pisau?”

“Iya itu benar Izumi, aku ingin menolongnya.. tapi entahlah aku bingung karena Yuura gak sadarkan diri dan diangkut dalam mobil yang menabrakku itu.”

“Hm.. tadi waktu kamu dioperasi.. aku melihat perawat perawat membawa seorang laki-laki yang bersimbah darah. Menurut orang-orang yang membawanya,laki-laki itu ditemukan di tepi dermaga dengan tubuh bersimbah darah karena tusukan benda tajam.”

Nao sedikit membelalakkan matanya.

“Lalu bagaimana keadaan laki-laki itu Izumi???” Tanyanya tidak sabar.

Izumi menghela nafas panjang sebelum menjawab.

“Laki-laki itu sudah meninggal.”

Wajah Nao mendadak semakin pucat. Sesuai dugaan Yuura. begitu pikirnya. Akhirnya Satochi juga menemui ajalnya.

==1313==

Saat ini anak itu hanya bisa terkulai tak sadarkan diri. obat bius dosis tinggi telah membuatnya tertidur untuk jangka waktu yang cukup lama.

“Cukup untuk menahannya sampai Aki tiba.” Ucap Tsurugi sambil mengikat tangan Yuura yang masih tidak sadarkan diri.

“Apa tidak kelewatan?! Kita sudah membiusnya, tak perlu sampai mengikatnya segala kan?!”

“Kau tidak belajar dari pengalaman Kei, saat kita mengurungnya di ruang tertutup sekalipun, anak ini masih bisa melarikan diri. apalagi hanya gudang seperti ini?! Kita harus terus mengawasinya.” Ucap Tsurugi setelah memastikan bahwa tali yang ia ikatkan pada kedua tangan Yuura telah membelenggunya dengan baik.

“Bagaimana nasib orang yang kau tikam itu Tsurugi?” Tanya Mao yang sedari tadi iseng melempar pisau-pisau kecil pada papan sasaran yang menempel di salah satu dinding gudang.

“Aku pastikan orang itu sekarang sudah mati. Dengan luka yang dalam seperti itu, mustahil baginya untuk tetap hidup.”

“Ya baguslah, aku tak mau gara-gara orang itu kita semua mendapat masalah. Lalu laki-laki lain yang bersama anak itu.. apa menurutmu dia juga mati?”

“Entahlah, aku juga tidak yakin Mao. Tapi kita bisa minta seseorang untuk membereskannya.”

==1313==

Aoi melangkahkan kakinya dengan canggung saat tidak ada seorang pun yang bisa ia temukan di rumah itu. tampak lain dari biasanya, rumah yang selalu dipenuhi keceriaan itu tampak mati dan sunyi.

Satu persatu Aoi memanggil nama teman-temannya. Tapi satu persatu pula pemilik nama yang ia panggil tidak menampakkan wujudnya. Laki-laki itu mulai putus asa sampai akhirnya ia melihat siluet itu dari keremangan cahaya. Sosok bertubuh cukup tinggi dan langsing yang selalu menghiasi harinya dengan keindahan.

“Uruha? Kaukah itu?!” Tanya Aoi seperti tidak yakin dengan penglihatannya sendiri, meski tak sedikit pun ia meragukan matanya.

“Iya Aoi, ini aku... Uruhamu..” Suaranya terdengar lemah.

Aoi mengernyitkan sedikit dahinya. “Kau sendirian? Mana yang lain?”

“Mereka pergi karena ada urusan mendadak.”

“Urusan mendadak? Urusan apa??” Aoi bertanya-tanya bingung, sementara Uruha mulai mendekatinya. Menggiring Aoi untuk duduk di salah satu sofa dan membuatnya rileks dengan membelai wajah laki-laki itu.

“Tidak tahu, tapi sepertinya itu tidak ada hubungannya dengan kita.” Uruha mulai merebahkan kepalanya dan menyandarkannya ke bahu Aoi. Ia bukan tidak tahu, tapi ia tidak ingin Aoi tahu. “Sudahlah Aoi, aku pikir ini baik untuk kita berdua. Sejak tinggal bersama teman-temanmu disini, kita hampir tidak punya kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama.” Ucap Uruha sembari mengelus-elus paha Aoi dan terus berlanjut hingga ke atas.

Aoi hanya tersenyum tipis. Berusaha membiarkan Uruha untuk bertindak lebih dulu.

“Jadi kau tidak suka tinggal disini bersamaku dan teman-temanku?”

“Bukan begitu Aoi, aku suka.. hanya saja...” Uruha memperlambat ucapannya seiring gerakan lambatnya menurunkan resliting celana Aoi.

“Hanya saja apa?” Tanya Aoi dengan mata sedikit terpejam saat merasakan kenikmatan yang ia peroleh saat Uruha merayapkan jemarinya ke dalam celananya dan menyentuh bagian sensitif dari tubuhnya yang sangat diinginkan Uruha saat ini.

“Hanya saja... aku tidak merasa punya kebebasan untuk melakukan hal ini.” Uruha meremas-remas milik Aoi yang mulai menegang. Lalu membimbing tangan Aoi untuk melakukan hal yang sama pada dirinya.

Aoi menurut lalu menurunkan resliting celana Uruha. Dengan sedikit gerakan ia juga mulai memalingkan wajah dan tubuh Uruha tepat di depan wajahnya, lalu mencium bibir laki-laki itu dengan antusias. Membiarkan Uruha menghisap bibirnya dan menikmati setiap gerakan lidahnya yang bertautan dengan lidah lawan mainnya tersebut.

Mereka seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar yang saat itu memang sangat sepi. Tidak ada seorang pun selain mereka berdua, yah itulah yang ada di benak mereka masing-masing. Meskipun sesungguhnya ada sosok laki-laki lain di rumah itu yang kini sedang memperhatikan dengan muak tindakan mereka berdua.

Mizuki mendengus. Bukan karena kesal dengan tingkah kedua orang itu. ia hanya merasa kesal karena melihat kebodohan Aoi. Bagaimana mungkin Aoi tertipu dengan orang itu? Laki-laki itu jahat. Uruha seorang pembunuh.

Lalu apa bedanya Uruha dengan dirimu Mizuki..

Mizuki mengepalkan jemari tangannya. Marah pada diri sendiri karena menyadari dirinya yang dulu juga seorang pembunuh. Dan kini ia harus kembali membunuh.

Uruha mengancamnya.

Laki-laki itu memastikan bahwa semua teman-temannya yang menerima keberadaannya saat ini akan menjauhinya setelah mengetahui bahwa seorang diantara mereka pernah berprofesi sebagai seorang pembunuh.

Mizuki tidak mau kehilangan mereka. Setelah satu-satunya adik yang ia sayangi meninggal karena dadanya tertembus peluru, ia tidak ingin kembali kehilangan mereka yang ia sayangi. Teman-teman yang selama ini mengisi hari-harinya dengan kabahagiaan.

Aku bahagia saat bersama Mao, Aki, Tsurugi dan Kei..
Aku bahagia menjalani profesiku sebagai seorang pembunuh bersama mereka..
Tapi aku lebih bahagia saat menjalani kehidupan konyol dengan orang-orang yang menganggapku orang tolol dan konyol..

Mizuki ingin berlari pergi, membiarkan kedua orang memuakkan itu memuaskan hasrat mereka yang meluap-luap.

Uruha sudah berpindah posisi menghadap Aoi seutuhnya dan membuka kedua kakinya diantara kedua paha Aoi. Menengadahkan wajahnya keatas dan membiarkan Aoi menjilati dan menghisap daerah di sekitar lehernya hingga dadanya. Sementara ia sendiri mulai menurunkan celananya melewati pinggulnya dan mengeluarkan milik Aoi lalu menyentuhkannya dengan miliknya sendiri.

Mizuki sudah tidak menatap mereka. Ia membalikkan badannya dengan cepat, secepat gerakannya menjatuhkan vas bunga milik Rika yang setiap pagi diisi oleh temannya itu dengan setangkai mawar merah.

Vas bunga itu hancur berkeping dengan setangkai mawar yang tergeletak dan air yang tumpah mengalir. Mizuki terkejut meskipun tidak mempedulikannya dan akhirnya pergi begitu saja sebelum Aoi dan Uruha cepat-cepat menyadari dan menangkap basah tindakan dirinya mengintip sejenak perbuatan mereka.

Tentu saja suara pecahan vas bunga itu mengagetkan Aoi dan Uruha yang otomatis menghentikan aktivitas mereka.

“Kau bilang di rumah ini hanya ada kita..” Aoi terdengar sedikit kesal. Tentunya ia akan sangat malu jika seorang dari temannya melihat perbuatannya bersama Uruha saat ini.

“Maaf Aoi, sepertinya aku melupakan satu orang.” Uruha bangkit dari atas tubuh Aoi, membetulkan posisi celananya sendiri lalu memeriksa keadaan sekitarnya.

“Siapa yang kau maksud?” Tanya Aoi yang juga telah membetulkan posisi celananya.

“Temanmu itu.. seseorang dengan pierching di bibir.”

“Mizuki??”

“Ya dia.. aku lupa jika dia tidak ikut pergi dengan yang lainnya ke rumah sakit.”

“Rumah sakit??!!” Aoi terdengar terkejut. “Siapa yang sakit??” Pertanyaannya sangat menuntut jawaban.

Uruha terdiam sejenak. Seharusnya ia tidak menyinggung kata rumah sakit di hadapan Aoi.

“Cepat beritahu aku Uruha!!” Paksa Aoi yang tentu saja tidak memberi Uruha pilihan untuk berbohong.

“Ng.. temanmu yang bernama Naoran.. tadi malam mengalami kecelakaan dan harus menjalani operasi karena mengalami pendarahan organ dalam. Orang-orang di rumah ini pergi untuk melihat keadaannya.”

Aoi tampak semakin kesal. “Lalu kenapa sejak awal kau tidak memberitahuku?!! Naoran itu temanku!!”

“Lalu aku ini apa?!! Apa kau lebih mementingkan Naoran itu daripada aku kekasihmu ini?”

“Tidak ada hubungannya dengan itu! Sudahlah Uruha beritahu aku dimana Nao dirawat.”

Uruha menghela nafas. Tidak ada juga alasan baginya untuk menahan Aoi agar tidak bertemu dengan Nao. Lagipula kecelakaan Nao tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya, meskipun Uruha sangat yakin jika pelaku yang menyebabkan Nao celaka adalah Mao dkk karena Nao pergi bersama Yuura yang menjadi incaran kelompok pembunuh Sadie itu. Uruha tidak mengambil tindakan berlebih mengetahui bahwa adiknya ada ditangan Sadie. Ia yakin Yuura akan baik-baik saja sampai ia sendiri yang akan mencungkil matanya dan menghentikan detak jantung adiknya tersebut dengan kedua tangannya.

==1313==

Dari jendela kamarnya, Mizuki memperhatikan Aoi yang mengendarai mobilnya dengan terburu. Ia pergi sendiri, itu artinya Uruha tidak ikut bersamanya dan sekarang..

”Kau masih disini Mizuki?! Aku pikir kau sudah pergi tadi setelah memecahkan vas bunga itu.” Uruha berdiri di ambang pintu kamar Mizuki sambil menyulut rokoknya dan mulai menghisap rokok itu dalam-dalam.


“Kau pikir aku akan membiarkanmu di rumah ini sendirian sementara yang lainnya sedang pergi?!!”

Uruha mulai masuk ke dalam kamar Mizuki sebelum Mizuki sempat mempersilahkan laki-laki itu dengan sopan untuk memasuki kamarnya.

“Tidak ada benda berharga yang bisa kuambil dari rumah ini. lagipula aku ini seorang pembunuh, bukan pencuri.” Uruha menghembuskan asap rokoknya tepat di depan wajah Mizuki. “Aku tadi hanya menunggu kedatangan Aoi untuk bersenang-senang, tapi karena ulahmu.. kami jadi kehilangan mood untuk melakukan itu.”

“Lalu kenapa Aoi meninggalkanmu dengan terburu-buru?”

Uruha tersenyum dengan sedikit seringaian. “Oh.. jadi kamu tidak tahu kejadian yang menimpa Naoran?!”

“Maksudmu? Apa hubungannya dengan Nao?” Tanya Mizuki tidak mengerti.

“Tidak membunuh orang selama beberapa tahun ini rupanya membuat dirimu semakin bodoh ya Mizuki..” Ucapan Uruha terdengar sengak.

“Terserah kau mau menyebutku bodoh atau apapun juga. Aku sama sekali tidak peduli itu.”

“Oke baiklah, aku beritahu ya... teman-teman Sadiemu menculik Yuura adikku.”

“Yuura?? Maksudmu Yuura teman Nao?? Dia adikmu?!!” Tanya Mizuki tidak percaya sekaligus bingung. “Memangnya kenapa mantan mantan temanku harus menculik adikmu itu?”

“Tentu saja karena Yuura adalah harta berharga yang sangat diinginkan oleh organisasi hitam yang pernah memperkerjakanmu. Apa kau tidak pernah mendengar kalau ada seorang dokter dan ilmuwan yang berhasil menanamkan mata setan pada mata anak laki-lakinya?”

Mizuki berusaha mengingat. Ia memang pernah mendengar cerita itu. konon dengan mata itu, anak itu bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat dengan mata orang normal. Mata itu bisa menembus masa lalu dan masa depan serta melihat hal-hal gaib. Tapi apa hubungannya dengan Yuura terlebih dengan Nao?

“Yuura adikku adalah pemilik mata setan itu. beberapa tahun yang lalu ia melarikan diri dari kerangkeng organisasi hitam yang memanfaatkan matanya setelah membunuh banyak ilmuwan dan petugas penjaganya dengan meledakkan ruang isolasi yang mengurungnya. Sejak itu dia terus menerus dijadikan burunon hidup-hidup. Pemimpin organisasi tetap menginginkannya semata karena mata setan itu.”

“Memangnya apa kegunaan mata adikmu itu untuk organisasi?”

“Tentu banyak. Selama berada dalam pengawasan dan disekap dalam ruang isolasi, Yuura hampir tidak bisa bergerak bahkan untuk sekedar memejamkan matanya. Dia dipaksa untuk melihat hal-hal yang akan terjadi di masa datang. Transaksi narkoba dan senjata besar-besaran yang dilakukan oleh pihak organisasi selalu berhasil berkat penglihatan matanya. Yuura tidak bisa berbohong dengan apa yang dilihatnya, karena jika dia berbohong sedikit saja.. tubuhnya akan tersengat aliran listrik yang sejak awal sudah dipasang hampir diseluruh tubuhnya. Dengan mata itu dia bisa meramalkan kejadian di masa datang dengan ketepatan seratus persen. Dan setelahnya, dia akan melupakan hal-hal yang dilihatnya karena para ilmuwan yang meneliti dan mengawasinya akan segera mencuci otaknya. Kehidupan yang menyengsarakan. Sebagai kakaknya aku merasa prihatin dengan nasibnya.”

“Tapi wajahmu tidak mengisyaratkan bahwa kau prihatin dengan nasib adikmu.”

Uruha lagi-lagi tersenyum sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara. “Dia membunuh orang tua kami. Aku tidak bisa memaafkannya.”

“Apa kalian memang saudara kandung? Aku tidak melihat kemiripan pada diri kalian.”

“Aku hanya anak angkat. Orang tua Yuura membesarkanku sejak balita. Setelah berusia 4 tahun, orang tua angkatku itu memberiku adik yang tidak lain adalah Yuura. dia terlahir buta. Tapi saat Yuura berusia 3 tahun, orang tua kami berhasil menanamkan korneo mata istimewa dari seorang miko yang tewas bunuh diri. korneo mata itu yang membawa keistimewaan pada matanya. Tapi Yuura tumbuh jadi anak yang penakut karena mata itu. ia selalu menangis padaku karena melihat hal-hal yang tidak diinginkannya. Sampai akhirnya ia melihat orang tua kami berniat menjualnya pada organisasi dengan imbalan uang yang sangat besar. Yuura yang ketakutan dengan penglihatannya itu akhirnya membunuh kedua orang tua kami dan seluruh pelayan rumah kami. Meskipun demikian, toh akhirnya organisasi tetap mendapatkannya. Padahal sesungguhnya, tidak terbersit sedikit pun keinginan orang tua kami untuk menjualnya. Yuura tertipu oleh matanya sendiri. Ia selalu dihantui ketakutan dengan penglihatan yang ia terima sampai akhirnya ia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang semu.”

“Tapi akhirnya kau juga bekerja untuk organisasi itu. padahal kau tahu kalau adikmu tersiksa karena ulah organisasi itu.”

“Sudah kubilang kalau aku tidak bisa memaafkannya!! Dia telah membunuh orang yang mengangkatku sebagai anak dan sangat menyayangiku seperti anak sendiri. Dengan menyerahkannya pada organisasi, kupikir itu adalah cara yang terbaik untuk membalas perbuatannya. Lalu Yuura berhasil kabur. Itu membuatku marah dan ingin membunuhnya.”

“Lalu apa hubungannya dengan Nao saat ini?”

“Itulah Yuura, dia selalu membawa bencana bagi orang-orang disekitarnya. Yang aku dengar, Nao baru saja mengalami kecelakaan serius setelah berjalan-jalan bersama Yuura. tentu saja aku tahu apa penyebabnya. Mao dan teman-temanmu yang lain mengincar Yuura. karena merasa keberadaan Nao menganggu, akhirnya mereka mencelakakan Nao yang berada di dekatnya. Karena itu aku peringatkan padamu Mizuki.. teman-temanmu yang lain pun akan mengalami hal yang sama jika masih berurusan dengan Yuura. terlebih jika kau tidak mau kembali bergabung bersama kami menjadi seorang pembunuh bayaran kembali. Bukan hanya kau, aku bahkan sudah mengajak Saga teman lamaku untuk kembali bergabung dengan sedikit ancaman akan menghabisi nyawa Hiroto.”

“Hah apa?!! Kenapa jadi rumit seperti ini?? Memangnya apa hubungan Saga dan Hiroto dengan semua ini????”

Uruha kembali menjelaskan. “Saga sama seperti dirimu. Dia dulu juga seorang pembunuh bayaran. Dia dididik bersama-sama denganku dan Hiroto yang kau ketahui adalah sahabat kecilnya itu ternyata adalah adik tirinya. Saga pasti akan memilih kembali menjadi pembunuh daripada Hiroto yang disayanginya akan celaka.” Terbersit senyum licik dari wajah Uruha yang terus menatap Mizuki dengan mata tajam menusuknya.

Mizuki tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa terjebak sama seperti Saga. Jika ia memilih untuk tidak menerima tawaran Uruha, entah apa yang terjadi pada teman-temannya. Membayangkannya saja sudah cukup membuat Mizuki berniat membunuh orang yang saat ini bersantai di hadapannya.

Tanpa sadar kepalan tangan Mizuki sudah mendarat di wajah Uruha. Rokok dari bibir laki-laki itu terlepas dan jatuh begitu saja di lantai kamarnya bersamaan dengan tubuh Uruha yang terhuyung mundur ke belakang.

“Lakukan dengan benar Mizuki!! Kau bahkan tidak bisa memukulku dengan tepat!!” Ucap Uruha sembari meludahkan darah dari bibirnya dan mencengkram kerah baju Mizuki. Lalu dengan gerakan cepat, Uruha berhasil membalas Mizuki dengan pukulan yang lebih menyakitkan. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali termasuk tendangan lutut yang menghujam perut Mizuki. Mizuki jatuh menabrak salah satu dinding kamarnya yang memang sempit. Merasakan bau anyir darah dari bibirnya sendiri.

“Pikirkan baik-baik Mizuki. Kau tidak mau salah satu dari temanmu ada yang terluka kan?! Bagaimana jika aku membutakan mata Akiya? Dia seorang calon dokter kan?! Pasti repot jika matanya sampai buta. Atau aku akan memutus urat tangan Keiyuu agar dia cacat dan tidak bisa bermain piano lagi.. ah.. atau bagaimana jika aku merusak wajah Chiru?? Kau tidak mau salah seorang teman wanitamu mengalami cacat wajahkan?!”

Mizuki hanya bisa diam. Ia tahu saat ini ia kalah dan hanya bisa menuruti keinginan Uruha.

Uruha tersenyum puas. Diam dari diri Mizuki itu sudah cukup ia jadikan sebagai jawaban.

Dalam diam itulah Uruha pergi meninggalkan Mizuki sendiri. Tujuan laki-laki itu hanya satu..

Ia ingin menjemput Yuura dan mengantar adik tersayangnya itu menuju gerbang kematian.

==1313==

t.b.Kontinyut~

0 komentar:

Posting Komentar