Nanairo CRAYON part 10 –Naifu- chapter 2

Fandom : Jrock staring The GazettE, Kagrra, Kra, An Cafe, Alice Nine, Sadie n more…
Author : -Keka-

* * *


“BOU... ngapain disitu?!!” Seru Hiroto.

Suaranya yang cukup nyaring mengagetkan Bou yang mengintip di depan pintu dan laki-laki lain yang membawa pisau di dalam ruangan.

Secepat kilat laki-laki itu menyimpan pisaunya. Hiroto tidak melihatnya, tapi Bou bisa melihat semua tindakannya.

“Upz, ternyata kamu gak sendirian ya Bou... eh itu.. Yu- Yuura kenapa?” Tanya Hiroto bingung. Tanpa prasangka apa-apa ia masuk ke ruangan, tempat dimana Yuura terlihat tidak sadarkan diri dengan laki-laki anggun itu di sampingnya.

Bou berusaha mencegahnya, tapi terlambat. Hiroto sudah masuk ke ruangan itu dan menghampiri Yuura.

“Dia hanya pingsan.”

“Hah pingsan?!!” Hiroto menatap bergantian Yuura dan laki-laki yang ada di hadapannya. “Kenapa bisa pingsan???”

“Su sudah Pon... kita panggil yang lain aja..” Bou tampak ketakutan. Terlebih saat laki-laki itu menatapnya tajam dengan senyum tipis yang tidak terdefinisikan.

“Baiklah, biar aku saja yang melakukannya.” Ucap laki-laki itu sambil berlalu pergi. Sebelum benar-benar pergi, laki-laki itu sempat menatap Bou kembali. Meskipun tidak berkata apa-apa tapi dari tatapannya.. Bou tahu bahwa laki-laki itu sudah mengancamnya untuk tutup mulut.

===1010===

“Kau mau kemana Kai?”

“Mencari Yuura.” jawab Kai singkat.

“Memangnya kau tahu kemana anak itu pergi?”

Kai menggeleng. “Tapi aku akan tetap mencarinya. Aku tidak bisa membiarkannya sendirian di luar sana.”

Kai pergi dengan mantap. ‘Pemilik Rumah’ tahu bahwa mencegahnya pergi hanyalah pekerjaan yang sia-sia. Karena itu ia tidak melakukan banyak tindakan selain menyuruh beberapa orang kepercayaannya untuk mengikuti kemana laki-laki itu pergi.

===1010===

“Kau apakan Yuura?? Kenapa dia pingsan?!!!!” Tanya Chiru berapi-api pada laki-laki berambut pirang yang tampak tenang itu.

“Chi.. Chiru.. kalem dong..” Nao tampak menariknya menjauh lalu berbisik padanya. “Jangan tepat sasaran gitu dong. Itu sama aja kamu nuduh dia secara langsung.”

“Tapi kan nyatanya emang gitu.. jangan-jangan si Yuura udah di racun pake kalium sianida!” Chiru ikut berbisik, tapi meskipun berbisik.. suaranya tetap terdengar berisik.

“Ssssttt.. jangan bego dong Chiru.. memangnya tujuan dia bunuh Yuura apa?? Kalo mau ngebunuh.. yang paling cocok dibunuh tu seharusnya kamu.”

PLAK!!!

Chiru memukul kepala Mizuki yang ikut-ikutan nimbrung. “Nyambung aja lu kayak PLN!!”

“Yuura cuma pingsan. Sebentar lagi dia sadar.”

Ucapan Akiya membuat sebagian besar orang di ruangan itu tenang.

Tapi tetap saja Bou tidak terlihat tenang. Kali ini Bou mulai menarik-narik Hiroto menjauhi kerumunan. “Aku ingin ngomong sesuatu Pon..” ucapan Bou terdengar memelas.

Hiroto menuruti keinginannya. “Mau ngomong apa Bou?” Tanya Hiroto setelah mereka berdua kembali ke kamarnya.

“Aku harus pergi dari sini Pon.”

“Hee!! Kenapa mendadak??”

“Aku takut Pon!!”

“Takut kenapa?? Emangnya kamu baru aja liat hantu ya di rumah ini??”

Bou menggeleng. Wajahnya tetap terlihat seperti orang panik. “Pokoknya aku mau pergi!!”

“I- iya gak papa sih, tapi kamu mau kemana?? Pulang ke rumah?!”

Bou kembali menggeleng. “Kanon. Cuma dia yang bisa nolong aku.”

“Kanon ya.. kalo itu sih.. kamu cukup telpon ke hapenya aja kan.” Hiroto mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya ke tangan Bou.

Bou menerimanya dengan wajah yang terlihat lebih ceria. Namun beberapa saat kemudian wajahnya itu kembali murung.

“Aku gak inget nomer hapenya Kanon.” Ucapnya makin melas.

“Hah bodoh kamu ini Bou.. trus gimana??”

Lagi-lagi Bou menggeleng. Sampai akhirnya Hiroto mengingat sesuatu. Ia mengambil ponselnya kembali dari tangan Bou. “Kalo nomer hape Kanon.. aku emang gak punya. Tapi kalo nomer hapemu aku ada.”

“Hapeku itu ilang Pon!! Emangnya kenapa kalo kamu punya nomer hapeku? Itukan sama sekali gak ngebantu apa-apa.”

“Sssst.. kamu diem aja dulu.”

Bou diam, sementara Hiroto tampak serius menghubungi seseorang. “Moshi moshi.. Kanon ya?? Ini aku Hiroto. Bou ingin..”

“KANON??!!!” Bou berteriak nyaris histeris begitu menyambar ponsel Hiroto dari tangannya. “Hwaaaaaaa.... Bou kangeeeeeeeeeennnnnnn!!!”

Hiroto berjengit. Hee??!!! mendadak dia jadi manja gitu!! Ucapnya dalam hati saat melihat tingkah temannya itu.

Hiroto menunggu beberapa saat sampai akhirnya Bou menutup pembicaraannya dengan Kanon.

“Kanon mau jemput aku.”

“Disini??”

Bou menggeleng. “Aku gak mau dia jemput aku disini. Kamu temenin aku ya Pon..”

Hiroto mengangguk. “Iya deh.. daripada kamu nangis.”

Bou memukulnya pelan. Hiroto tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada temannya itu. sepertinya ia memang sangat ketakutan. Mungkin ada sesuatu di rumah kosnya yang membuatnya ketakutan. Hiroto ingin bertanya apa itu, tapi ia merasa waktunya belum tepat. Hiroto berusaha menarik kesimpulan. Padahal awalnya Bou baik-baik saja, tapi setelah melihat laki-laki itu.. ia menjadi panik. Apa laki-laki itu memang ada hubungannya dengan ketakutan Bou??? Tanya Hiroto dalam hati.

===1010===

 

Mizuki menggeliat melemaskan otot-ototnya yang tegang. “Hwaaa... caapeeek~ tinggal di rumah ini lamaan dikit, bisa- bisa ntar aku mati muda.” Ucapnya pada diri sendiri.

Laki-laki itu tersenyum mendengarnya. “Benarkah begitu Mizuki..”

Mizuki menoleh, menatap sosok itu di keremangan lorong rumah. “Kau..” ia berusaha mengingat-ingat. Tapi ia tidak ingat kapan ia pernah memberitahukan namanya pada laki-laki itu. kok dia bisa tau ya... tanyanya dalam hati.

“Bukan hanya namamu.. tapi aku juga tahu masa lalumu.”

Buzeddd!! Sekarang dia bisa baca isi hatiku...

Mizuki makin tidak mengerti dengan ucapannya. “Masa lalu apa?”

Laki-laki itu kembali tersenyum. Bukan senyuman persahabatan. Mizuki sering melihat senyuman yang seperti itu. senyuman dingin menggoda yang bisa membekukanmu dan mematikanmu saat itu juga.

Laki-laki itu mendekatinya, sangat dekat hingga ia bisa berbisik di telinga Mizuki..

“Aki masih menunggumu..”

Seberkas kilat menyambar dan membuat wajah Mizuki pucat. Setelah sekian lama ia tidak mendengar nama itu... -kecuali jika Nao menggelayut pada Akiya-

Bukan.. bukan Akiya yang dimaksud laki-laki itu.

Hanya Aki. Aki teman masa lalunya...

Bagaimana ia bisa mengenal Aki.. Ternyata dugaan Nao memang benar.

Laki-laki ini bukan orang baik.

===1010===

“Kamu baik-baik aja Yuura?” Tanya Nao sesaat setelah Yuura sadar dari pingsannya.

Yuura mengangguk. Lalu tampak menatap sekeliling dan mencari-cari sesuatu. “Mana orang itu?”

“Orang siapa?” Tanya Nao bingung.

“Itu orang berambut pirang yang tadi nolong aku. Waktu aku mau pingsan.. dia yang bawa aku ke ruangan ini.”

“Hah orang itu?!! Maksudmu teman Aoi itu ya...”

“Aoi?? Dare??”

“Iya pokoknya itulah.. hee?? Hontou?!! Dia berusaha nolong kamu?? Serius?!!!”

Yuura mengangguk. “Memangnya kenapa? Kok kamu kayak kaget gitu Nao?”

Nao menggeleng. “ng.. gak papa sih.. tapi itu.. sebenarnya kita curiga sesuatu ma dia..”

“Curiga apa?”

“ng.. nanti aja deh kuceritain. Sekarang kamu istirahat aja dulu ya..”

Yuura nyaris mengangguk, tapi gak jadi. “Ini bukan waktunya istirahat!! Aku harus ketemu Satoshi-san!”

“Dia lagi..”

“Ini menyangkut nyawanya Nao!!”

“Iya iya Yuura tenang dong... tinggal berapa lama lagi waktunya?”

Yuura berpikir sejenak lalu menjawab. “42 jam.”

Nao menghitung-hitung. “Berarti tinggal 3 hari lebih beberapa jam. Kurasa kita masih sempat berpikir. Dan sebaiknya kamu istirahat dulu. Biar aku omongin masalah ini ke Akiya dan teman-temanku yang walopun keliatan bego bego tapi otaknya mayan jenius juga.” Ucapnya mesam mesem.

“Ja- jangan Nao.. aku gak mau banyak orang yang tau tentang mataku ini. aku takut mereka jadi takut dan menjauhiku karena mata ini..”

“Tenanglah Yuura.. kamu percaya padaku. Aku sudah lama mengenal mereka dan mengerti luar dalem sifat mereka. Kamu bisa percaya mereka seperti kamu percaya aku.” Nao menepuk kedua pundak Yuura seperti meyakinkannya. Dan entah bagaimana itu sudah cukup membuatnya percaya dengan ucapan Nao.

===1010===

“Bagaimana kau bisa mengenal Aki?” Mizuki bertanya. Kali ini dengan wajah yang serius.

“Sama seperti dirimu..”

“Maksudmu.. kau ini..”

“Ah, AOI..!!”

Laki-laki itu tidak menjawab dan malah menghampiri Aoi yang tiba-tiba muncul. “Kamu darimana aja? Aku lama menunggumu..”

Aoi tersenyum. “Tapi kayaknya kamu baik-baik aja. Sudah bisa mengakrabkan diri..”

“Iya.” Ucapnya terdengar riang. “Aku baru aja ngobrol sama Mizuki ini. Ternyata orangnya baik dan ramah banget.”

Muka dua. Ucap Mizuki dalam hati.

“Ngobrol apa? Boleh aku ikutan??”

“Tentu. Bagaimana Mizuki.. sepertinya Aoi juga ingin mendengar obrolan kita..”

“Lain kali aja. Aku masih harus bantu Rika ngepel ma nyetrika.” Mizuki menghindar. Bukan saat yang tepat. Mizuki tahu bahwa laki-laki itu hanya memanfaatkan Aoi.

Aoi pasti tidak tahu bahwa temannya yang bersikap manis di hadapannya itu sesungguhnya memiliki profesi yang sama dengan diri Mizuki yang dulu..

Topeng berwajah manis dibalik wajah keji seorang pembunuh bayaran..

===1010===

t.b.Kontinyut~

0 komentar:

Posting Komentar