Tsukasa-Kai have a baby (Chapter 1 - 4)

Title: Tsukasa-Kai have a baby
Author: -Keka-
Fandom: D'espairsRay, the GazettE,..
Disclaimer: Tsukasa dan Kai adalah suami Keka! Ide cerita datangnya dari fic KAT-TUN milik Ei yang berjudul UEDA TATSUYA NO WORSTDATE.
Note: Fic narsis lagi, sekedar buat hiburan :P
Warning: Fic ini menolak untuk di claim pihak lain selain oleh Keka sendiri!!

~ ~ ~


Chapter 1
-starting-

Hari ini seharusnya berjalan baik-baik saja untuk Tsukasa, Namun nyatanya tidak demikian. Pagi-pagi sekali sebaris pesan singkat yang diperoleh pemuda itu membuatnya harus mengernyitkan kening dan bertanya-tanya bingung 'ada apakah gerangan?'

Keka.. Keka memintaku datang ke apartemennya?!

Sepintas lalu wajahnya tersenyum girang. Hanya sedikit, namun itu sudah cukup menggambarkan betapa gembira hati Tsukasa karena akan bertemu dengan kekasih hatinya.

Tanpa perlu waktu lama, Tsukasa segera mandi dan gosok gigi menggunakan pasta gigi terpercaya andalan keluarga-keluarga Indonesia. Menggunakan setelan baju terbaiknya, menyisir rambutnya sekeren mungkin, dan tidak ketinggalan menyemprotkan parfum AnnAsui ke seluruh tubuhnya sampai ke jidat-jidatnya.

Berulang kali pula Tsukasa sibuk mondar-mandir di depan cermin untuk sekedar memastikan bahwa hidungnya bebas komedo dan minyak atau memastikan rambutnya tetap dengan style keren yang berkesan sok cool dan misterius, trade mark om om satu ini. Ternyata bukan cuma cewek yang sibuk urusan penampilan kalau ingin bertemu dengan yayangnya, cowok pun gak kalah ekstra repot dan njelimetin.

Dengan lagak bak gurita bertentakel panjang, Karyu melambai-lambai turun dari tempat tidurnya dan mendadak heran karena Tsukasa -sahabatnya- itu sudah rapi jali kayak mau ke kondangan.

"Mau kemana bro pagi-pagi ini?" Tanya Karyu dengan mata sipit yang masih kriyip-kriyip.

Tsukasa mesam-mesem kayak orang lagi ngemut permen asem, sambil menunjuk frame foto mungil yang nongkrong di meja yang tak kalah mungil, dimana ada foto 'cewek manis' yang terpampang disana.

Karyu manggut-manggut tanda mengerti, meskipun masih rada bingung dikit. "Pagi-pagi gini sudah mau ketemu Keka? Kamu mau ngapel atau mau ngepel di rumahnya??"

Tsukasa sedikit manyun, meskipun tetap tidak menggubris pertanyaan Karyu dan langsung pergi begitu saja meninggalkan pria jangkung itu.

Sesampai di depan pintu aparteman Keka, Tsukasa baru saja ingin mengetuk pintu -berhubung tidak ada bel- tapi hal itu tidak jadi dilakukannya, karena ia mendengar suara-suara tidak lazim di telinganya.

Tangisan bayi.

Jdeeeeeeeeeeeeeeeerrrrrrrrr

Bak tersambar petir, Tsukasa langsung mikir yang iya-iyanya aja.

Perasaan.. Keka baru ku tinggal tour ke Eropa beberapa bulan aja, eh.. kok sudah...

Dengan segera ia membuang pikiran itu.

Gak mungkin Keka mendadak punya bebih padahal aku aja belon nanam saham sama sekali.

Mungkin anak sepupunya. Begitu pikir kang mas.

Dan kang mas pun segera mengetuk pintu, beberapa kali sampai terdengar suara Keka dari dalam mengucapkan kata 'sebentar'

Pintu pun terbuka, namun ternyata bukan senyuman Keka yang menyambut kedatangan kang mas, melainkan..

Cengiran lebar berlesung pipi dari pria yang paling bisa bikin Tsukasa cemburuan bukan maen maaaaan.

"K- Kai.. ngapain kamu disini??" Tanya Tsukasa penuh selidik dan rada gugup. Makin gugup saat lengan si manis berlesung pipi itu menggendong bayi mungil yang tampaknya baru saja selesai menangis namun kali ini tersenyum dan menunjukkan pada Tsukasa bahwa bayi mungil itu juga berlesung pipi.

Se- serius nih... Ke- kenapa bayi ini punya perpaduan wajah antara si pikun dengan my darling Keka????

Berulang kali Tsukasa memperhatikan wajah bayi itu dan wajah Kai kemudian secara bergantian. Keringet segede-gede biji salak pondoh segera meluncur dari kening Tsukasa.

MIRIP!! Oh NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!

Tsukasa berteriak histeris dalam hati. Merasa kalah karena Kai sudah beribu-ribu langkah mendahuluinya.

Ini akibat kelalaianku sering meninggalkan Keka dalam waktu yang lama, jadi si pikun bisa lebih bebas dan lebih cepat menyetor devisa negara dan membuat Keka...

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrgggghhhhhh Aku GAG TERIMA!!!!

Tsukasa spontan -tanpa sadar- menjedot-jedotkan jidatnya ke dinding, seperti orang yang desprate berat dan mau dijatuhi hukuman mati beberapa saat lagi.

"Wah Tsukasa-kun sudah datang ya..." Keka nongol dengan wajah sumringahan -tanpa beban dan tanpa perasaan bersalah sedikit pun- sambil membawa botol susu di tangan kanannya, dan popok bayi di tangan kirinya. "Kalau begitu Keka tinggal ya.. Kalian berdua jaga Uke kecil baik-baik. Susu dan popoknya ada di kamar Keka."

"Hati-hati hanii.. telpon ya kalo sudah sampai di tempat tujuan."

"Oke." Keka mengedipkan sebelah matanya dan mencium pipi Kai kiri dan kanan.

Jleeeebb jleeeeeeebbh!!!
Jutaan piso tak nampak menghujam kepala Tsukasa.

Baru saja ia melihat pemandangan keluarga nan harmonis di hadapannya.

Dan itu amat sangat betul-betul menyakiti hatinya!! Diseruduk kebo gila pun ia rela, asalkan ia tidak harus mendapati kenyataan bahwa ternyata Keka lebih memilih Kai daripada dirinya.

"Ah kenapa Tsukasa-kun wajahnya pucat sekali?? Sakit??" Tanya Keka sambil mendekatkan wajahnya pada pemuda malang itu, menatapnya dengan cemas.

Tsukasa menggeleng tanpa gairah, bahkan dukun beranak pun tahu bahwa saat ini Tsukasa amat sangat tidak dalam kondisi primanya. Namun, Keka yang gak peka tetap saja menganggap Tsukasa 100 % oke.

"Yokatta.. Keka jadi lega kalo gitu. Ini titip botol susu dan popok ganti buat Uke kecil ya.." Tanpa perasaan Keka menarik tangan Tsukasa dan memaksa Tsukasa menerima botol susu dan popok bayi. "Tsukasa aja yang gantiin popoknya Uke dan nyusuin dia ya... Kai bakal sibuk di dapur. Benar begitu kan Kai-kun?!"

Kai mengangguk yakin dan seperti biasa tidak lupa cengar-cengir ngasi liat gigi dan lesung pipi kebanggaannya.

"Keka janji sebelum makan malam sudah pulang kok. Jadi Tsukasa dan Kai baik-baik jaga Uke kecil ya..."

"Tenang hanii. Aku, Tsukasa dan Uke kecil akan bersenang-senang hari ini. Jadi kamu gak perlu cemas dan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik."

"Ah lega kalau gitu.. ya udah deh Keka tinggal dulu." Keka meninggalkan apartemennya melewati Tsukasa yang mematung dan mutih mucet di hadapannya begitu saja. Tinggallah Tsukasa sendiri yang kini seperti zombie linglung yang mendadak hilang dari peredaran alam semesta.


~ ~ ~

Chapter 2
-BrAccident-


Oeeeeeeeeeeeeeeeeeeeekkkkkk

Teriakan bayi memecah ketenangan apartemen itu. Membuat Tsukasa harus mati-matian menutup telinganya menggunakan seperangkat alat gak lazim yang ditariknya dari lemari pakaian Keka secara random. Masih mending denger teriakannya Hizumi daripada tangisan bayi. Begitu pikirnya. Tsukasa ngisut-ngisut dan gak kalah ribut meneriakkan nama Kai beberapa kali, sementara orang yang dimaksud masih sibuk menjadi ibu rumah tangga bercelemek pink renda-renda manis dan memasak di dapur dengan riang gembira.

"Kaaaaaaaaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.... mahkluk kecil ini bisa membuatku GILA!!! Berhentilah memasak di dapur dan bantu aku menghentikan tangisannya!!"

"Tunggu sebentar lagi Tsukasa.. bagaimana aku bisa rela menyerahkan Keka padamu kalau mengganti popok bayi saja kamu gak becus gitu.."

"Gak ada hubungannya!!! Anakku bersama Keka kelak pasti gak sebawel bayi sialan ini!!!"

"Berhenti mengeluh, dan lakukan saja pekerjaanmu." Kai muncul dari dapur dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Tsukasa yang ngumpet di bawah kolong tempat tidur hanya karena tidak tahan mendengar suara rengekan bayi. "Ngapain kamu disitu?? Nyari kecoak?!!"

Dengan gaya ngisut-ngisut Tsukasa keluar dari bawah kolong tempat tidur dan melempar seperangkat alat 'penyumpal telinga' yang ditariknya secara random dari lemari pakaian Keka. 'Alat' itu nemplok pas di wajah Kai -tepat di kedua matanya- dan membuat Kai harus meraih benda lembut itu agar tidak menghalangi pandangannya. Seketika itu juga Kai melotot saat mengetahui benda apa yang sedang dipegangnya dan baru dihadiahkan Tsukasa padanya.

"Aaakkhh.. Apa-apaan kamu ini Tsukasa?!! Kenapa kamu melempar pakaian dalem Keka hanii ke wajahku??" Kai memegang ujung benda itu dan mengangkatnya sedikit tinggi atau sejajar dengan pandangan matanya. "Ckckckk.. ternyata drummer D'espairsRay itu seorang maniak! Masa' demen nyolong jeroan cewek." Ujar Kai geleng-geleng.

Tsukasa melotot dan langsung secepat kilat ingin menarik benda itu dari tangan Kai, namun Kai tak kalah gesit dan bisa dengan mudah menghindar. "Akan kuadukan pada Keka tentang kelakuan mesummu ini."

"Jangan sembarangan pikun!! Aku gak ada maksud begitu.."

"Lalu ini apa?? Kamu sengaja memeriksa lemari pakaian Keka dan mengambil salah satu branya?!"

"Aku gak sengaja!!!" Tsukasa geregetan sampai nyaris jumpalitan mengejar-ngejar Kai yang berlari-lari sambil ketawa-tiwi cekakakan. Kelakuan mereka berdua mirip seperti Tom & Jerry, sampai-sampai Uke kecil pun berhenti menangis dan menatap mereka berdua dengan penasaran.

~ ~ ~

Chapter 3
-Man to Man-

"Ah syukurlah Uke kecil berhenti menangis. Bagaimana menurutmu Tsukasa.. bayi ini lucu sekali kan?!"

"Gak ada lucu-lucunya sama sekali!!" Tsukasa mendengus kesal.

"Jangan sok acuh begitu Tsukasa, Keka pasti sedih kalau mendengarmu berkata seperti itu. Ini adalah keponakan tersayangnya. Kamu gak mau kan kalau penilaian Keka mendadak jelek terhadapmu hanya karena kamu tidak menyukai bayi mungil ini?!"

Tsukasa diam. Ucapan Kai sangat amat membuatnya tidak berkutik. Bagaimanapun juga untuk mendapatkan hati Keka seutuhnya, Tsukasa bertekad untuk jadi sosok pria idaman di mata gadis itu.

"Dan pria idaman Keka adalah pria yang menyukai anak-anak." Ucap Kai lagi.

Huh! Untuk apa dia memberitahuku hal itu? Tanya Tsukasa dalam hati.

"Bukan apa-apa sih Tsukasa... hanya saja.. sebagai seorang pria sejati, aku hanya ingin bersaing secara sehat. Aku tahu perasaan Keka terhadap kita berdua, jadi aku ingin bersikap adil. Keka pernah memberitahuku kalau dia sangat menyukai pria yang bisa mencintai dan menyayangi anak-anak, karena itu aku juga ingin kamu tahu hal tersebut."

Tsukasa melirikkan matanya pada drummer the GazettE itu. Sepintas ia berpikir bahwa Kai lah yang mungkin lebih pantas mendampingi Keka daripada dirinya. Kai sangat baik, ramah, perhatian, pekerja keras dan mampu membuat Keka tersenyum serta tertawa lebih banyak daripada dirinya. Keka pasti akan lebih bahagia bila bersamanya, namun...

cepat-cepat Tsukasa menepis pikiran itu. Selama Keka belum memilih, baginya tidak ada kata mengalah.

"Arigatou karena telah memberitahuku. Sekarang berikan bayi itu.. biar aku yang menggendongnya."

"Heh?!! Serius nih mau gendong Uke kecil??" Tanya Kai dengan tatapan mata meragukan ucapan Tsukasa.

"Iya, berikan saja."

"Bukannya tadi kamu bilang tidak suka..."

"CEPAT BERIKAN SAJA SEBELUM AKU BERUBAH PIKIRAN!!!" Tsukasa memaksa menarik Uke kecil dari gendongan Kai, dan membuat bayi kecil itu kembali menangis lebih keras daripada sebelumnya.

"Tsukasa baka~ bagaimana ini... gara-gara kamu Uke kecil jadi nangis lagi nih!"

"Gara-gara kamu juga yang bawel!!"

"Kenapa malah menyalahkanku? Ah~ memang Tsukasa tidak bisa diberikan kepercayaan menjadi Bapak rumah tangga. Aku akan bilang pada Keka kalau dia akan sangat menyesal jika memilihmu sebagai suaminya."

"DIAM!! Ambilkan saja botol susu itu dan sumpal mulut bayi ini agar berhenti menangis."

"Bukan begitu caranya menggendong bayi. Kamu harus bisa membuatnya nyaman, jangan kasar."

"Berisik!! Aku tahu apa yang harus kulakukan. Ambilkan saja botol susu itu!!"

"Bayi itu menangis bukan karena dia lapar, tapi karena kamu terlalu kasar!!"

"Aaaakkh.. bukan bayi ini saja yang bisa membuatku gila, pria pikun cerewet ini juga bisa membuatku stress!!!! Kekaaaaaaaaaa.... CEPAT PULANG!!!!!"

~ ~ ~

Chapter 4
-No Question-

Karena terus-terusan menangis, akhirnya Kai memutuskan mengajak Uke kecil jalan-jalan dan memaksa Tsukasa turut serta ikut bersamanya.

"Kalian berdua saja. Biar aku yang jaga rumah dan bersih-bersih." Ucap Tsukasa berkilah.

"Apartemen ini sudah aku bersihkan, lagipula kita cukup menguncinya dan aku jamin semuanya aman. Jadi kamu gak perlu repot-repot menjaganya. Uke kecil butuh udara segar agar tidak terus-terusan menangis."

"Tapi Kai...."

"Sudah tidak usah banyak mengeluh. Kamu takut ya kalau fansgirl D'espairsRay melihatmu berjalan-jalan bersamaku dengan membawa bayi? Tenang saja, mereka tidak akan berpikir macam-macam. Lagipula di Jepang ini mungkin hanya 1 dari 100 orang yang bisa mengenalimu. Aku saja yang lebih ngetop tidak terlalu cemas sepertimu."

"BUKAN itu masalahnya!!"

"Ya sudah kalau begitu berarti kamu setuju." Kai mendorong Tsukasa yang menggendong Uke kecil untuk keluar lebih dahulu dari apartemen Keka, sementara ia sendiri sibuk dengan ponselnya dan tampak berbicara dengan seseorang melalui benda itu.

"Sudah, Keka sudah setuju jika kita mengajak Uke kecil jalan-jalan."

"Tapi kita mau kemana??"

"Kamu juga akan tahu nanti." Kai mengedipkan sebelah matanya dan menyisakan tanda tanya besar di kepala Tsukasa yang sedari tadi terus-menerus dibuat repot oleh urusan tangis-popok-susu bayi.

Markas PS Company

Jreeeeeeeeeng jreeeeeeeeeeeeeeeenngg!!

Tsukasa nyaris menganga lebar saat Kai mengajaknya ke tempat yang paling tidak ingin dikunjunginya saat ini.

"Ngapain kita kesini????" Tanya drummer D'espairsRay yang sama sekali tidak punya kepentingan dengan salah satu label manajemen termaruk seJepang itu.

"Aku belum absen. Seharusnya hari ini aku ada kegiatan dengan band dan rekan-rekan satu manajemenku, tapi karena Keka meminta tolong padaku dan berkata kalau hanya kamu sendiri pasti tidak bisa... jadi ya... mau tak mau aku setuju dan meminta ijin untuk absen dari pekerjaanku hari ini."

"Kalau kamu sudah minta ijin, lalu kenapa masih juga datang kemari???"

"Tsukasa... aku ini seorang leader band... meskipun aku berhalangan hadir dalam urusan pekerjaan, minimal aku harus memastikan bahwa semuanya baik-baik saja."

"Tapi bisakah kamu tidak usah mengajakku dan bayi ini?!"

"Lalu apa kamu bisa aku tinggal berdua saja dengan Uke kecil di rumah? Keka sudah pesan agar aku tidak sedikit pun meninggalkanmu berdua saja dengan Uke."

Tsukasa sudah ingin kembali protes, namun kata-katanya kembali tertelan saat sosok itu muncul begitu saja di depannya dan Kai.

"Hei Kai.. kamu bilang tidak bisa datang, lalu kenapa sekarang...." Sosok itu menghentikan kata-katanya dan menatap bergantian ke arah Kai, kemudian pada Tsukasa dan terakhir pada bayi yang digendong Tsukasa.

Please no question! Ucap Tsukasa dalam hati.

"Errr.. kamu bersama..."

"Drummer D'espairsRay. Aoi, kamu pasti mengenal Tsukasa dengan baik kan?!"

Sosok itu, Aoi tersenyum canggung. "Iya... tentu saja... ta...pi.."

"Bayi?? Kenapa kalian datang membawa bayi??" Pria berpenutup hidung tiba-tiba datang dan menanyakan hal itu.

Berhubung suara pria itu cukup nyaring, kontan saja satu markas PSC menoleh serentak, keluar dari lubang-lubang tikus mereka dan mengkrumuni Kai beserta Tsukasa.

"Wah.. anak siapa?? Kenapa gak bilang-bilang kalau kamu sudah punya anak, Kai?"

"Naoran... anak ini sebenarnya..."

"Kai-senpai... anakmu nih?? Lucu banget!!!"

"Ivu... berhentilah mencubiti pipi Uke kecil." Ucap Kai pada pemuda kecil bernama Iv.

"Wah namanya juga Uke?? Sama sepertimu??" Iv membelalakkan matanya.

"Hanya kebetulan." Jawab Kai kalem. "Kebetulan ibunya sangat menyukai nama itu."

"Woooooaa... kami tahu... anak ini pasti hasil hubunganmu dengan Keka kan?!!" Pria kecil lainnya memaksa menyerbu dan merebut Uke kecil dari gendongan Tsukasa.

"Keiyuu... sebenarnya... Uke kecil itu adalah anakku bersama Tsukasa." Jawab Kai kalem, masih dengan tampang polos nun tanpa dosanya.

Tanpa perlu itung tiga, semua mata menusuk tajam ke arah mereka. Tsukasa salting dan langsung niat pengen menguliti Kai saat itu juga.

"Kamu punya anak bersama-sama dengan drummer D'espairsRay?????? Bagaimana proses pembuatannya???? Lalu siapa yang menjadi ibu diantara kalian berdua????" Tanya mereka semua secara bersama-sama dan beruntun saat itu juga.

PLEASE NO QUESTION!!! BUNUH AKU SAJA YA TUHAAAAAN!!!!!!!!!!!

Begitulah jeritan hati dari seorang Tsukasa oh wahai saudara-saudara pembaca sekalian ^^'

~ ~ ~

Nyambung Chapter 5 - 8

0 komentar:

Posting Komentar