Aaaah Legaa..

Title: Aaaah Legaa..
Author: Emiru
Chapter: 1 shot
Fandom: Jrock ~Sherow Artist Society dll~
Genre: Banyolan gak jelas
Rating: Everyone who can read
Finished: Des 20, 2008
Disclaimer: Cerita adalah hak milik Emiru, Karakter boleh minjem dari Sherow Artist Society (Versailles, Matenrou Opera) dan beberapa nama Jrocker laennya.

~ ~ ~

Hari itu Kamijo mengundang anak-anak asuhnya dan rekan-rekan sejawatnya untuk makan siang bareng di rumahnya.

Berhubung dalam cerita fanfic ini tukang masak yang dipekerjakan oleh Kamijo itu adalah seorang TKI dan demen masak kuliner ala Pasundan, makanya makan siang hari itu disiapkan secara prasmanan dan lesehan.

Tamu-tamu Kamijo diantaranya ada Hitomi (Voc. Moran), Soan (Dr. Moran), Kisaki (Under Code), rekan-rekan sebandnya yang tentu aja ada Hizaki, Teru, Jasmine Yuu dan Yuki, lalu tidak ketinggalan para personil Matenrou Opera.

Kamijo mengedarkan pandangannya untuk mengabsen satu persatu para undangannya. Dimulai dari Hitomi yang diketahui author fic ini adalah ‘teman main’ Kamijo semasa beliau masih di Lareine dan Hitomi masih di Fatima dengan nickname lama -Sanaka-

Kamijo sebagai tuan rumah tersenyum ekstra manis ke Hitomi yang tentunya dibalas super duper ekstra manis juga oleh Hitomi. Waduh jangan-jangan teringat kenangan masa lampau saat keduanya berada dalam suasana kehangatan penuh cinta diantara tebaran kelopak-kelopak mahkota mawar dan manisnya menikmati anggur bersama... *timpuk pala author* (Kagak pake yaoi oi!!!) (Emiru: I know, just intermezzo XP~)

Kamijo mengalihkan pandangannya pada Soan yang saat itu sedang berbicara asik dengan Yuki, lalu pada Kizaki yang saat itu lagi marah-marah di telpon, kemudian berturut-turut pada Hizaki, Teru dan Jasmine yang pada asik menggosip kayak ibu-ibu arisan RT. Lalu terakhir pada sekumpulan anak asuhnya yang nakal menjahili keyboardist imutnya.

Hm~ masih kurang satu. Begitu batin Kamijo berkata. Dan beliau pun langsung bertanya pada Sono yang tentu saja adalah vocalist dari Matenrou Opera.

Yu kok belon nongol Son?” Logat Kamijo terdengar seperti logat wong Tegal.

Sono geleng-geleng. “Gak tau om, tadi sih perginya gak bareng-bareng kita.”

“Paling juga nyasar, dikejar-kejar anjing atau ditangkep polisi karena disangka preman shibuya.” Anzi menimpali.

“Hoo ya sudahlah, kita langsung makan aja gak usah pake nunggu Yu segala.” Kamijo memutuskan dengan ringkas sembari memanggil para pelayannya untuk mengeluarkan semua menu dan segala perlengkapannya.

Sontak aja setelahnya, para tamunya menjadi bingung dengan menu-menu yang ada.

“Ano.. Kamijo-kun.. ini makanan apa?? Kok dibungkus daun?!” Tanya Teru bingung.

Kamijo sebenarnya juga bingung, tapi tukang masaknya berani menjamin kalo masakannya luar biasa enak dan mak nyuuss.

“Ng itu namanya... sebentar ya aku lihat contekan dulu.” Ucap Kamijo sembari mengeluarkan secarik kertas yang sudah dipersiapkan tukang masaknya. Jaga-jaga kalau misalnya ada tamu Kamijo yang bertanya tentang nama masakannya.

“Nah ini dia.. masakan yang berbungkus daun pisang itu namanya adalah.. i kan pe pes pa tin bum bu asam ma nis.” Kamijo mengeja nama masakan yang ditulis dalam huruf romanji itu dengan sedikit sulit berhubung tulisan tukang masaknya kayak cacing lagi disco.

“Terus makannya gimana? Apa daunnya juga dimakan sekalian?” Teru bertanya polos sambil memandangi bungkusan ikan pepes itu.

“Ya enggak dong sayang, ini bungkusnya dibuka dulu baru kita makan isinya.” Kamijo mencontohkan pada Teru cara membuka bungkusan daun pisang ikan pepes miliknya.

Biarpun udah dicontohin, tapi Teru tetep aja bingung. Sama halnya dengan Hizaki yang nampak geli melihat makanan aneh di hadapannya.

“I.. ini apaan?!! Makanan kok banyak kreminya??” Tanya si cantik itu dengan tampang berjengit.

“Bukan kremi!! Ini sayur mentah bergizi tinggi yang dicampur dengan parutan kelapa.” Kamijo mengkoreksi ucapan Hizaki.

“Terus namanya apa??” Tanya Ayame yang ikut-ikutan menatap makanan aneh itu.

“Namanya...” Kamijo agak lupa, makanya dia ngintip lagi kertas contekannya. “Namanya adalah Ka re dok! Ya karedok!! Namanya Karedok!!” Vocalis Versailles itu nampak amat sangat senang karena bisa melafalkan nama makanan itu dengan cukup baik.

“Kesodok??!!!” Hizaki dan Ayame melotot bersamaan.

“Bukan kesodok!! Tapi Karedok!!!”

Hizaki-Aya manggut-manggut sambil ber-Ooo bareng-bareng.

Lalu di sudut lain nampak Kisaki yang merinding mencium aroma-aroma yang kurang mengenakkan. Bos Under Code Pro ini kemudian melirik ke arah Yo yang berdiri tidak jauh darinya. “Woi anak muda, kentut lu bau amir!!”

Spontan aja Yo yang maha tampan gak terima kentutnya dibilang bau. Apalagi ia emang sama sekali gak kentut. “Sapa yang kentut?? Sori la yaw~ lagian kalo gw kentut, kentut gw ini baunya wangi cendana.” Celoteh bassist Matenrou Opera itu.

“Terus ini bau apaan dong??” Kisaki bertanya dengan suara cukup nyaring. Suaranya itu terdengar sampai ke telinga Kamijo.

Kamijo pun menjawab. “Ah~ ini bau dari masakan legendaris yang sebentar lagi akan meluas di seluruh Jepang. Bahan utama masakan ini juga sudah di patenkan dan di claim sebagai milik Jepang walaupun sebenarnya berasal dari Indonesia.”

“Masakan apaan tuh??” Kisaki bertanya sambil menutupi hidungnya. Gak yakin apa dia bakalan mau makan masakan itu. nyium baunya aja udah cukup buat dia mo pengsan.

Kamijo mengambil piring nampan yang cukup besar sambil mengendus aroma dari masakan di piring itu. “Ini dia masakan itu... nama masakannya adalah...” Kali ini Kamijo gak melihat contekannya karena merasa yakin dan familiar dengan nama makanan yang akan diperkenalkannya.

“Namanya adalah.. Semur Jengkol feathuring pete blender.” Ucap vocalis itu sambil mengembangkan senyum dari bibir tipisnya yang cukup aduhai. “Silahkan dicicipi.”

Kisaki masih gak yakin apa dia bakal mau makan masakan itu, tapi berhubung Kamijo sahabatnya itu menawarinya secara langsung, jadi mau gak mau salah satu bapak Visual Kei dan bassist dari Phantasmagoria itu mencicipinya sedikit.

Spontan aja setelahnya wajah Kisaki langsung berubah wungu terong mo muntah, tapi demi alasan kesopanan, dia menyembunyikan wajah itu dan berusaha nyengir-nyengir kodok ke arah Kamijo.

“Enak kan?!” Tanya Kamijo yang cuman di balas anggukan kepala lemes oleh Kisaki.

Hitomi dan Soan yang melihatnya ikutan ngeri memandang Kisaki yang seperti mau mati setelah mencicipi makanan yang ditawarkan Kamijo padanya. Mereka sepakat dalam hati bahwa gak akan pernah mau sekedar mendekat apalagi sampai mencicipi masakan itu bareng cuman secuil.

“Kalian juga mau coba?” Tanya Kamijo pada mereka.

Langsung aja keduanya menggeleng dan cari-cari alasan. “Ki- kita mo coba makanan lainnya aja dulu.”

Kamijo pun kembali tersenyum. “Silahkan gak usah sungkan-sungkan.”

Lalu pertanyaan lain muncul dari Jasmine Yuu yang sepertinya kelabakan bingung mencari-cari sesuatu. “Mana sumpit atau sendok garpunya? Mana bisa kita makan kalau gak ada alat itu! Masa’ mau pake tangan?!!”

Yang lainnya pun memendam pertanyaan sama seperti tante Jasmine.

“Tenang pren, kalo makan semua masakan ini.. emang afdolnya gak pake sumpit, sendok ataupun garpu.”

“Jadi??”

“Ya pake tangan dong ah, namanya aja masakan ala resto pasundan dan lesehan. Ini nih sebelum makan kalian cuci tangan dulu di kobokan.” Kamijo menyerahkan cawan berisi air bersih pada Jasmine yang diterima laki-laki itu dengan tampang gak ridho. Masa’ tetep harus pake tangan?!! Sungutnya dalam hati sambil punya niat untuk menggantung tukang masak Kamijo yang udah meracuni temannya itu dengan kuliner nusantara.

Anzi yang dari tadi emang udah laper, gak peduli walopun mau makan pake tangan ato kaki sekalian. Langsung aja dia nyelupin tangannya ke dalam kobokan, berhubung dia baru inget kalo tadi dia baru aja selese ngupil. Setelah selese mengobok-obok kobokannya sambil nyanyi lagu diobok-obok, Anzi langsung meletakkan cawan kobokan itu di dekat Ayame yang sudah menikmati kakap bakar dengan lahap.

Sesaat setelahnya, sosok itu memasuki ruang makan terbuka di rumah Kamijo yang menghadap langsung pada taman mawarnya. Yu nampak ngos-ngosan seperti kehabisan nafas.

“Darimana aja kamu Yu?? Kenapa baru datang?” Tanya Kamijo pada drummer Matenrou Opera berambut panjang rasta itu.

Yu masih ngos-ngosan sebelum akhirnya menjawab..

“Aku kesasar trus dikejar-kejar anjing, abis tu ditangkep polisi karena disangka preman Shibuya.”

“Huffh~” Anzi nyaris kesedekan karena ternyata dugaannya tadi tepat. Nyaris aja dia menyembur makanan yang ada di mulutnya.

Tanpa mempedulikan Anzi dan orang-orang yang pada sibuk cekikikan dengan nasib apesnya, Yu langsung mencari-cari sesuatu yang sangat dibutuhkannya saat ini.

Minum!!! Aku mau MINUM!!!!

Seru Yu dalam hati.

Wajah Yu langsung berubah bak seorang musafir yang menemukan oase di tengah gurun pasir saat menatap sebuah cawan berisi air keruh yang nampak ke kuning-kuningan di dekat si imut Ayame yang masih berkutat dengan kakap bakarnya.

Yu yakin banget kalo itu adalah Lemon Juice. Lalu tanpa ba bi bu dan gak pake tedeng aling-aling lagi, Yu langsung menyambar cawan itu.

Ayame berusaha mencegahnya. “Yu.. ja- jangan!! I- itu bukan..”

Yu menatapnya sejenak. “Pelit amat lu Ay, gw haus banget nih!!” Kemudian langsung meneguk habis isi cawan itu.

Semua menatapnya terpana, terutama Anzi yang tadi menggunakan air di cawan itu untuk membersihkan tangannya dari kegiatan mengupil bebas.

“Aaaaahh legaaaaa..” Seru Yu bak seorang model iklan minuman bersoda.

“Ng Yu... bagaimana rasanya?” Tanya Jasmine Yuu.

“Lumayan sih. Sedikit hambar agak-agak asem tapi juga asin-asin gitu.”

Semuanya langsung cekikikan. Yu jadi bingung sendiri. Emangnya ada yang salah sampe mereka cekikikan? Tanyanya dalam hati.

“Kalau masih kurang, ini kamu juga boleh minum bekasku.” Yuki menyerahkan cawan lain berisi air yang sama seperti yang baru diminum Yu tadi.

“Ini Lemon juice bekas Yuki-san?!”

Yuki menggeleng. “Bukan Lemon juice bekasku, tapi ini air kobokan bekasku. Sedangkan yang baru kamu minum tadi itu air kobokan bekas Anzi.” Ucap drummer Versailles itu.

Yu yang ludingnya rada eok eok masih nggak ngeh. “Air kobokan apa??” Tanyanya gak paham.

“Jadi gini nih.. karena Kamijo maksa kita makan masakan ala Pasundan yang notabene katanya lebih afdol dimakan pake tangan, jadi Kamijo menyiapkan air kobokan untuk mencuci tangan kita sebelum makan. Nah air yang baru kamu minum tadi bukan air lemon tapi air kobokan bekas tangan Anzi.”

“Yang abis selese dipake ngupil.” Anzi menambahkan ucapan Yuki sambil ketawa cekakakan.

Sontak aja Yu langsung mual dan muntah-muntah di kebun mawar Kamijo sampe bikin om Kamijo ngejewer telinganya.

“Jangan muntah di kebon mawar kesayanganku! Muntah ajah sonoh di muka Anzi!!”

Yu ngangguk-ngangguk dan siap muntah dimuka gitaris Matenrou Opera itu, tapi Anzi dengan gerakan kilat langsung menghindar ke belakang Kisaki dan apesnya Kisaki lah yang kena muntahan Yu itu.

Aura hitam serta merta langsung menyelimuti radius sejauh 200 mill dari posisi Kisaki berada. Alarm tanda bahaya Yu langsung berbunyi kuenceeeng.

“A- ampun bang... aye gak sengaje..” Yu memohon takut-takut.

Kisaki masih berusaha tenang sambil ngelapin mukanya yang gak ganteng pake tissu.

“Gak papa.”

Ngomong gak papa tapi aura wajahnya aura membunuh.

“Be- beneran gak papa nih...” Yu masih takut-takut.

Kisaki mengangguk.

“Iya gak papa.”

Yu menarik nafas lega.

Selamet selamet...

Batinnya sambil ngelus-elus dada.

“Tapi nanti malam tidur ama om ya..” Ucap Kisaki seperti layaknya om om senang ngajak abege memadu kasih.

Yu matung gak bisa gerak.

Ti- tidur ama tu orang???!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Mendingan tidur ama monyet ragunan!!!!!!!!

“Hiyaaaaaaaaaaaa... GAK MAOOOOOOOOO!!!!!!!”

Yu langsung lari terbirit-birit ngumpet di kamar mandinya Kamijo dan niat gak keluar sampe besok-besok. Niat ingin melepas dahaga malah berujung akan dijadikan korban nista.

Hkahakhakhkakaaa.. langsung aja semuanya pada cekakan. Dibecandain gitu ajah langsung ngacir. Dasar Yu.

Akhirnya makan siang hari itu diakhiri dengan kegembiraan. Semuanya pada kenyang dan gak nyangka kalo makan pake tangan itu emang nikmat. Hitomi dan Soan malah jadi demen ama semur jengkol feathuring pete blender, padahal sebelumnya sempet nolak.

Cuman Yu aja yang menderita kelaperan ditemani kecoak-kecoak buntung di kamar mandinya Kamijo.

Ya udah deh aku finishkan aja cerita fic ini sampe sini.

Yu: “Tu- tunggu Emiru!!!!!!!!!!! Keluarin gw dulu dari kamar mandi!!!!!!!!!!”
Emiru: *cuek sambil nulis penpik laen*
Yu: *nangis gulung kuming di kamar mandi*

~Finish~

Comment please...

0 komentar:

Posting Komentar