Beneath the Rain


Title: Beneath the Rain
Chapter: 1 Shot
Author: ~Emiru~
Genre: Drama
Fandom: J-Rock ~ Versailles
Finished: Nov 13, 2008
Note: Just fiction

~ ~ ~

Hari yang tidak bersahabat dan kekesalan yang sedikit memuncak. Entahlah, tapi perasaan ini tidak pernah dirasakan Teru sebelumnya. Meskipun semuanya masih tetap terasa sama.

Wajahnya tetap tersenyum. Senyum yang sama.

Ya senyum itu. Senyum tipis yang selalu terukir manis di wajahnya. Senyum yg mungkin akan selalu diingat oleh orang-orang yg mengaguminya.

Tapi siapa yang mengaguminya?

Teru merasa seperti orang kedua.

Meskipun ia berusaha segigih apapun, namun orang-orang akan tetap memandang Hizaki.

Ya Hizaki. Hanya Hizaki dan bukan dirinya.

Teru bukan merasa iri pada gitaris sahabatnya itu. Ia juga mengagumi Hizaki. Sama seperti orang-orang.

Tapi entahlah,

Sepertinya ia hanya merasa sedikit tidak dihargai.

Oleh siapa?

Pertanyaan itu, Teru sendiri pun tidak dapat menjawabnya.

“Ah hujan..” bibir tipis Teru spontan berkata seperti itu dengan lemah. Ia baru akan meninggalkan studio saat mendapati banyak butiran hujan yang semakin deras mengguyur sekelilingnya.

Dalam keadaan seperti itu, Teru yakin meskipun ia berlari menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari posisinya berdiri saat ini, Tubuhnya akan tetap basah oleh air hujan.

Teru bukannya tidak suka dengan hujan.

Ia hanya berusaha melindungi tubuhnya. Air hujan itu seperti aliran air es yang sangat dingin. Dan rasa dingin itu akan melemahkan tubuh, sehingga menyebabkan kemungkinan buruk mengakibatkan seseorang jatuh sakit.

Teru tidak ingin sakit. Yah setidaknya untuk saat ini. Kelelahan fisik dan kurangnya jam tidur telah membuat Teru kepayahan dan menyusahkan teman-temannya.

Teru hanya ingin bersikap profesional. Ia ingin selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya.

Laki-laki berwajah manis itu hanya bisa menunggu. Ia akan terus menunggu sampai hujan berhenti, atau seseorang diantara teman-temannya ada yang membawakannya payung.

Kemungkinan kedua itu terlalu mustahil. Mereka sedang sibuk saat ini dan tak ada waktu untuk memikirkan Teru.

Seharusnya Teru bergabung bersama mereka, tapi saat ini tubuhnya sangat lelah. Ia meminta ijin kepada Kamijo untuk beristirahat di rumah.

Teru tahu bahwa Kamijo tidak suka dengan sikapnya itu. Semua orang juga lelah, tapi mereka terus bekerja. Sebaliknya, Teru malah meminta ijin untuk istirahat. Meskipun demikian, Kamijo tetap mengijinkannya. Bukan karena Teru merasa bahwa vocalis bandnya itu perhatian padanya, ia hanya merasa Kamijo tidak terlalu peduli padanya. Terserah jika ia ingin pergi atau tidak muncul sama sekali.

Lagi-lagi Teru hanya terdiam. Suara rintik hujan yang deras itu semakin terdengar nyaring di telinganya. Tapi diantara suara rintik hujan itu, ia masih bisa mendengar deru nafasnya yang semakin berat.

Teru mengangkat kedua telapak tangannya dan mendekatkan kedua telapak tangan itu pada wajahnya. Nafasnya yang terpantul di telapak tangan itu terasa panas. Apa itu karena suhu tubuhnya yang juga terasa semakin hangat?

Entahlah, tapi Teru betul-betul tidak ingin jatuh sakit untuk saat ini.

Dari arah yang tidak terlalu jauh, Teru melihat pemuda-pemuda itu. Mereka tampak bersemangat.

Ayame yang mungil terlihat kesal saat Anzi dan Yu mendorongnya ke tengah hujan. Mereka berceloteh mengatakan bahwa Ayame adalah anak hujan dan tentu hujan akan sangat senang jika mengguyur tubuhnya.

Ayame memanyunkan bibirnya lalu dengan tubuh mungilnya itu berusaha menarik Yu ke tengah guyuran hujan. Meskipun usahanya gagal dan ia malah terjatuh digenangan air.

Teru hanya tersenyum melihatnya. Meskipun Anzi dan Yu mengerjai Ayame seperti itu, tapi mereka tetap mengulurkan tangan pada bocah pemain keyboard itu dan memayungi kepala serta tubuhnya yang basah dengan jaket mereka.

Mereka perhatian pada bocah itu. Dan rasanya Teru sedikit merasa iri.

Teru sempat membalas lambaian tangan Anzi saat gitaris Matenrou Opera itu melihat kearahnya dan tampak bersiap akan meninggalkan studio bersama Ayame dan Yu rekan satu bandnya.

Saat itu Teru merasakan tubuhnya semakin lemah. Ia seperti layangan limbung yang terlepas dari benangnya.

Dan menunggu hujan berhenti sepertinya bukan pilihan yang tepat. Teru hanya perlu berlari sebentar untuk mencapai mobilnya. Itulah yang akan dilakukannya saat ini.

Tapi langkahnya terhenti kala seseorang menarik tangannya.

“Hujan deras seperti ini kau memaksa ingin pergi?”

Suara berat itu terdengar bertanya padanya.

Teru menolehkan wajahnya dan mendapati Kamijo yang menghentikan langkahnya.

“Ng.. tapi.. aku hanya mau menuju mobilku.”
Teru bingung harus berkata apa. Terlebih saat Kamijo serius menatapnya.

“Wajahmu pucat. Kau sakit?”

Bukan jawaban yang didapat Kamijo melainkan hanya gelengan kepala.

Kamijo nampak tidak percaya dengan hal itu. Ia lalu menyentuhkan tangannya sendiri di kening pemuda itu.

“Panas. Kau demam Teru. Baiklah aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Kamijo terdengar praktis.

Teru ingin menolak, tapi wajah Kamijo yang selalu sukses mengintimidasi itu sepertinya tidak membutuhkan kata-kata penolakan.

“Bagaimana dengan proses recordingnya?” Hanya itu yang bisa Teru pertanyakan sebagai bahan penolakan.

“Sudah hampir selesai. Hizaki dan You bisa menangani itu.”

Teru lagi-lagi terdiam. Tidak ada lagi yang bisa ia ucapkan. Dan kenapa juga ia harus menolak? Seharusnya Teru senang karena ternyata Kamijo memperhatikannya. Bukankah itu yang ia inginkan selama ini? Ia ingin diperhatikan oleh teman-temannya. Oleh Yuki, You, Hizaki dan juga Kamijo. Ia ingin keberadaanya semakin diterima. Tapi Teru yakin bahwa Kamijo memperhatikannya sebatas hanya karena profesionalisme kerja. Ia akan sangat dirugikan jika salah seorang gitarisnya mendadak sakit kala bandnya dipenuhi jadwal padat seperti sekarang ini.

Teru menganggap Kamijo seperti itu.

Tapi mungkin ia salah..

Kamijo memakaikan jaketnya pada tubuh Teru sekaligus menutup kepala Teru dengan tudung jaket itu.

“Tidak ada payung. Setidaknya jaket ini cukup untuk membuatmu terlindung dari guyuran air hujan.”

“Ah..” Hanya itu yang bisa Teru keluarkan dari bibirnya.

Kamijo merangkul pundaknya dan sedikit memaksanya berjalan di tengah guyuran hujan. Teru sama sekali tidak merasakan air hujan menyentuh kulitnya.

Tapi Kamijo tampak santai saja membiarkan tubuhnya terguyur air hujan tanpa sedikit pun mengeluh. air hujan itu membuat kemeja putihnya basah dan membuat Kamijo terlihat seksi dengan kemeja basah itu menempel dan menerawang kulit tubuhnya.

Teru ingat bahwa Kamijo pernah bercanda mengatakan perut Teru sangat seksi dan terus-menerus menatap perutnya yang memang seksi itu. Teru sama sekali tidak merasa risih dan malah menganggap keberadaan Kamijo membuatnya merasa nyaman.

Sesampainya di mobil, Kamijo memaksakan diri menyetir karena menurutnya saat ini Teru tidak dalam kondisi baik untuk menyetir.

Kamijo menghidupkan mobil itu setelah menutup percakapannya melalui handphone.

“Hizaki titip pesan padaku supaya kau jangan lupa minum obat dan istirahat yang cukup.”

“Hizaki? Dia bilang seperti itu?” Tanya Teru seperti tidak percaya.

“Iya, memang itu yang dia katakan. Setelah pekerjaannya selesai, You juga akan mengunjungimu untuk membawakan makan siang. Menurutnya akhir-akhir ini kau jarang makan-makanan yang sehat.”

Teru tersenyum. Baginya ucapan Kamijo itu cukup jelas membuktikan bahwa mereka semua sangat perhatian dengan keadaannya saat ini.

“Arigatou.” Ucap Teru pelan.

“Sudah semestinya kan?! Maaf karena tadi aku mengacuhkanmu saat kau bilang lelah dan ingin istirahat. Seharusnya aku tahu bahwa kau memang tidak dalam kondisi baik.”

Teru lagi-lagi hanya tersenyum. Ucapan Kamijo yang terdengar tulus itu tentu saja membuatnya senang.

Teru menatap kearah luar kaca jendela mobil saat mobil yang ditumpanginya berjalan perlahan meninggalkan areal studio tempat kerjanya.

Teru merasa bersyukur pada hujan hari ini. di bawah hujan itu, Teru mengetahui bahwa ia ternyata sangat diperhatikan. Seseorang yang duduk di sampingnya saat ini rela membiarkan tubuhnya terguyur hujan hanya demi dirinya.

Dan Teru merasa segalanya cukup untuk membuatnya terus bertahan dan berjuang bersama mereka yang telah memperhatikan dan mendukungnya.

-Beneath the Rain-

~FINISH~

0 komentar:

Posting Komentar