Title: muddy cult
Author: -Keka-
Chapter: 1
Fandom: Nega
Genre: Angst, Thriller,-- (???)
Rating: R
Warning: explicit nudity, extreme violence, too much blood, etc
~ ~ ~
Kegelapan malam yang begitu pekat, sunyi, hampa, dan terasa begitu asing bahkan jauh dari peradaban dunia. Apa masih ada sosok yang terjaga malam ini? dimana? Mengapakah tak terlihat seorang pun juga?
Ia hanya seorang diri, menelusuri lorong panjang yang seolah tak memiliki ujung. Kapan sampainya? Dimana tujuannya? Apa yang ia cari? Ataukah ia hanya tersesat, tak tahu arah dan terasing seorang diri?
Sampai pada suatu ketika, langkah-langkah mengendap terdengar di telinganya. Tidak terlalu jelas. Apakah mengikutinya di belakang, di samping ataukah di hadapannya?
Ia menolehkan pandangan kesana kemari. Tidak ada siapa pun disana. Sama seperti sebelumnya, hanya kesunyian.
Dan pikirannya kosong. Tak ada seberkas memori membekas yang mengingatkannya akan lorong itu, lorong panjang yang tak berujung dan keremangan yang menyamarkan pandangannya.
Ia menghela nafas panjang, kembali membalik badan dan meniatkan diri untuk terus menelusuri lorong itu sampai ia temukan jalan keluar yang akan membawanya kembali pada tempat yang ia ketahui.
Namun niat itu hanyalah seperti kepulan asap yang akan segera hilang saat hembusan angin kencang membuyarkannya.
Ia terkejut kala 3 pasang mata di balik wajah berpenutup aneh itu menatapnya keji, berhasrat, seperti ingin menelanjangi tubuhnya, menyayat kulit mulusnya, merobek perutnya, dan melihat apa saja yang ada di dalamnya, serta mengeluarkannya, lalu melemparkan isi perutnya ke dalam kolam yang penuh berisi piranha-piranha kecil mungil bergigi gergaji.
Ah~ itu berlebihan. Pikiran kalut yang memaksanya berpikir sejauh itu. tidak mungkin seperti itu.
Ia berusaha membuang jauh pikirannya. Terus melangkahkan kakinya maju ke depan. Mengedepankan sisi positif bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika ia melewati 3 pasang mata berpenutup wajah aneh dengan tubuh tertutup jubah hitam itu.
Meskipun demikian, setenang apapun ia berusaha, jantungnya tetap saja memompa darah dengan lebih cepat hingga ia merasakan desiran darahnya mengalir begitu cepat ke seluruh tubuhnya. Membuat wajahnya menjadi lebih hangat, namun bagian yang lain terutama telapak tangan dan kakinya menjadi sangat dingin. Nafasnya memburu, berusaha teratur namun tetap sesak. Ia tidak mampu bernafas dengan baik saat melewati 3 orang itu. terlebih saat ia menyadari ada seseorang yang menyentuhnya.
Bukan.
Bukan seseorang melainkan ketiga orang itu.
Dua diantara mereka memegangi masing-masing tangan kiri dan kanannya. Lalu seorang yang lain berdiri di hadapannya, mengeluarkan sesuatu yang kemudian dipakai untuk membekap mulut dan hidungnya. Aroma menusuk masuk ke dalam indera penciumannya, membuat kepalanya seolah berputar, terseret masuk ke dalam dunia bawah sadar. Ia meronta berusaha melepaskan diri dari tekanan yang membuatnya sangat tidak nyaman. Dan diantara perasaan setengah tidak sadar itu, seseorang di hadapannya mengeluarkan kain berwarna hitam pekat lalu membuatnya tenggelam dalam kubangan kegelapan.