Feel Alone

Title: Feel Alone
Author: Emiru [KuroNe]
Chapter: oneshot
Fandom: Matenrou Opera
Genre: General
1st Publish: on Multiply (Apr 11, 2009)


Dalam keramaian pun terkadang kita merasa kesepian dan sendirian. Apakah kalian pernah merasakannya?




Hai, minna-san. Namaku Ayame. Mungkin kalian tidak mengenal diriku. Jadi tidak ada salahnya aku mengenalkan diri. Ya aku tahu, ini adalah awal yang sangat buruk dan garing dalam sebuah fanfic. Aku setuju dengan pendapat itu.

Tapi seperti yang sebelumnya aku katakan, sebagian dari kalian mungkin tidak mengenal diriku. Aku hanya manusia biasa, seorang musisi. Aku bangga dan senang menjalani profesi ini, profesi yang tentu saja sepertinya semakin banyak dilakoni orang-orang dari seluruh dunia.

Tapi mengapa aku begitu yakin untuk menekuni profesi ini? Padahal mungkin masih ada pekerjaan lain yang bisa aku lakukan.

Aku tidak yakin bisa terkenal dan mendapatkan banyak uang karena profesi ini.

Tapi hal itu bukan tolak ukurku untuk menilai sesuatu. Bagiku, kesenangan saat kita melakukan sesuatu lah yang menjadi tolak ukur dari segalanya.

Dan akhirnya aku menerima ajakan Sono untuk bergabung dalam Matenrou Opera.

Aku bukan seorang gitaris, bukan juga seorang bassist apalagi seorang drummer. Aku adalah seorang keyboardist.

Apakah kalian berpikir band-band Jepang saat ini tidak terlalu membutuhkan seorang keyboardist sebagai member tetap band-band mereka? Yah memang, seorang keyboardist biasanya hanya duduk di bangku additional player saja.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk Matenrou Opera. Sono dan Anzi bahkan berpikir seorang keyboardist seperti aku inilah yang menghidupkan musik dari tubuh Matenrou Opera.

Karena ucapan mereka itulah aku bertahan dan terus bekerja untuk Matenrou Opera. Bukan semata karena itu tugasku, melainkan karena aku menyukai pekerjaan ini.

Tapi tahukah kalian, terkadang aku merasa kesepian?

Aku tidak tahu mengapa aku bisa mempunyai perasaan seperti itu?
Padahal mereka tidak pernah mengacuhkanku.

Hanya saja aku sering bingung ingin berdiskusi dengan siapa mengenai pekerjaanku. Mengenai keyboard, piano atau pun synthesizer.

Bodoh ya...
Padahal aku bisa saja berbicara dengan Anzi. Dia hebat, dia tahu segalanya, lebih daripada gitar yang sering dipegangnya. Dia juga yang banyak membantuku saat menggarap lagu Shinkirou.

Namun tetap saja..
Aku tidak bisa berbicara terlalu banyak dengannya. Apalagi saat ia bertemu Teru-san atau Hizaki-san. Kalian tahu mereka kan?! Mereka gitaris dari Versailles, orang-orang yang hebat. Dan Anzi sangat nyambung saat berbicara dengan mereka, terutama tentu saja saat mereka membicarakan musik dan gitar.

Lalu bagaimana dengan Sono?

Ya, aku juga bisa saja berbicara dengannya. Dia juga tahu segalanya. Mungkin kalian hanya melihatnya sebagai vocalist. Vocalist hanya bernyanyi, mereka hanya tahu cara bernyanyi. Tapi Sono tidak demikian. Sono penulis lirik yang hebat, dia juga yang memikirkan arransemen musik hampir di semua lagu-lagu dari band kami. Karena itulah aku bilang dia hebat. Namun karena itu juga terkadang aku tidak mau mengganggunya. Aku ingin membiarkannya istirahat saat ia betul-betul membutuhkan hal itu.

Lepas dari Sono dan Anzi, di band kami masih ada Yo dan Yu. Aku sering menghabiskan waktu dengan bercanda bersama mereka.

Tapi rasanya aku tidak bisa berdiskusi tentang pekerjaanku dengan mereka.

Yu itu..
Memang sangat meyakinkan saat memukul drum dan menginjak pedal.

Tapi Yu itu bodoh
Hanya tahu cara bermain drum.

hahahaa.. Yu akan membunuhku jika mendengar aku berkata demikian.

Dan Yo..
Dia juga sama saja.
Hanya tahu cara bermain bass.
Meskipun rasanya ia tidak sebodoh Yu ^^

Tidak.. tidak...
Yu tidak bodoh. Aku koreksi ucapanku itu.
Yu keren. Aku tahu kalian pasti kalian berpikir rekanku itu sangat keren.

Aku terkadang merasa iri padanya. Aku tidak keren. Sama sekali jauh dari kata keren.

Tapi mungkin ada yang berpikir bahwa aku manis. Benarkah itu?
Apa aku manis? Rasanya aku sedikit tidak percaya dengan itu.
Bahkan ada yang bertanya berapa usiaku hanya karena mereka berpikir wajahku seperti anak-anak.

Kalian tebak saja sendiri berapa usiaku.

Yang jelas aku adalah pria dewasa.

Sepi..
Aku merasa kesepian.

Bahkan aku sering berada di studio sendirian dalam waktu yang cukup lama, menatap synthesizer beserta layar laptopku dan sibuk memikirkan bagaimana baiknya menyinkronkan beberapa nada agar menjadi satu kesatuan harmonis yang terdengar melodic.

Aku mulai dengan menekan beberapa tuts lalu beralih ke tuts lainnya. Jemariku sangat mahir dalam hal ini. Aku senang karena dalam setiap lagu-lagu Matenrou Opera, aku selalu memperoleh porsi yang cukup besar untuk mengeksplor dan menunjukkan kepiawaianku bermain keyboard.

Bagaimana menurut kalian..
Kalian yang telah mendengarkan lagu-lagu kami..
Apakah menurut kalian permainan keyboardku sudah cukup bagus?

Kadang aku merasa tidak terlalu percaya diri dengan itu.

Sampai aku harus melihat berulang-ulang PV alkaloid showcase dimana aku menunjukkan permainan keyboard yang terlihat berlebihan disitu.

hahahaa.. aku berpikir itu berlebihan. Sutradara yang memaksaku bermain keyboard seperti itu. Tapi ada yang bilang aku sangat keren dan mengesankan.

Astaga..
Apa iya seperti itu?

Aku malu sekali.

Sudahlah~
Lupakan saja.

Aku terus memainkan keyboard-ku. Rasanya aku terhanyut. Mungkin sendiri itu memang lebih baik. Karena dengan sendiri seperti ini, aku bisa menghasilkan permainan keyboard yang betul-betul indah. Aku merasa ini sangat indah. Sono dan yang lainnya harus mendengar ini. Mungkin akan sangat bagus sebagai materi lagu kami berikutnya.

Aku menghentikan permainan keyboard-ku. Hening beberapa saat sampai akhirnya aku mendengar beberapa tepukan riuh.

Siapa?
Siapa yang melakukan itu?
Mengapa mendadak sangat ramai?
Padahal tadi aku hanya seorang diri.

Aku menoleh ke belakang dan mendapati banyak orang disana. Bukan hanya rekan-rekan satu bandku, Sono, Anzi, Yo dan Yu. Tapi juga para staff studio, Hizaki-san, Teru-san, Jasmine-san, Yuki-san, bahkan Kamijo-san.

Astaga..
Mengapa mereka berkumpul disini?
Sejak kapan?
Mengapa aku tidak sadar akan kedatangan mereka?

"Itu bagus sekali, Ayame!" Sono berseru padaku. Dan setelahnya, beruntun pujian lain datang padaku.

Kamijo-san, excecutive produser band kami hanya tersenyum padaku dan menepuk pundakku dua kali. Aku malu. Entah mengapa aku jadi malu.

"Bagaimana kalian semua bisa ada disi.."

"Kami datang menjemputmu untuk makan malam." Yu memotong pertanyaanku dan langsung merangkul pundakku begitu saja, memaksaku untuk meninggalkan studio.

Anzi pun juga melakukan hal yang sama, ia merangkul pundakku yang lain dan berkata ringan. "Pikirkan urusan perut dulu, baru setelah itu urusan kerjaan."

Yah, Anzi memang benar. Meskipun mulutku berbohong dan berkata tidak lapar, namun perutku menyangkal itu semua.

Aku sangat lapar saat ini.

Namun aku sudah tidak merasa sendirian dan kesepian.

Karena masih ada orang-orang yang selalu mendukung dan menghargai kerja kerasku. Mereka adalah teman-temanku dan kalian semua yang selama ini telah setia mendengarkan lagu-lagu kami.

Arigatou...


Feel Alone
= F I N I S H=

0 komentar:

Posting Komentar