13-Thirteen- Soul

Author: Kyrie-Keka
Fandom: Super Junior
Genre: Angst(?)
Note: Ini fanfic Super Junior pertama yang Keka tulis karena Keka ingin menyemarakkan kuis fanfic yang diselenggarakan oleh Gagas Media ini. Jujur aja, Keka bukan fans SuJu, Keka gak tau apa-apa tentang Suju. Boro-boro tau SuJu luar dalem, hapal ke-13 personilnya aja kagak. Lagunya pun, Keka cuma tau Bonamana doang :D

Tapi berhubung Keka cinta dunia menulis(fanfic), jadi gak ada salahnya sedikit mencari tahu, dan menulis fanfic yang tergolong mini ini. Maap, kalo fic ini aneh dan buat fans SuJu berkomentar... 'Ih, kok gini... seharusnya kan begini...'
 
Oya, satu lagi.... sebutan 'oppa' itu sama dengan 'kakak' secara general kan?! atau itu hanya panggilan sayang seorang cewe ke cowo yang lebih tua aja?? Keka sebenarnya ragu dengan ini... apa kalo cowo juga boleh manggil 'oppa' ke sesama cowo yang lebih tua? Soalnya kan kalo di Jepang contohnya, 'aniki' hanya berlaku buat panggilan cowo ke cowo lain yang lebih tua, dan gak berlaku untuk cewe yang manggil cowo yang lebih tua gitu...

Mohon koreksi ya...

Dan silahkan menikmati fanfic ini...


* * *



“Saeng-il chugha haeyo Jungsu oppa!!”

Leeteuk terperanjat tak percaya. Baru saja ia masuk ke dalam ruangannya, dan mendapati ruangan itu telah dipenuhi teman-temannya di SuJu.

“Eh, apa-apaan ini...” Leeteuk menutupi mulutnya sendiri, tidak sanggup berkata apa-apa saat Yesung menghampirinya lebih dulu dengan sebuah birthday cake berhiaskan lilin berbentuk angka 28 yang menyala di atasnya.

Seperti kue ulang tahun anak kecil saja. Pikirnya menggerutu dalam hati.

Meski demikian, Leeteuk sangat senang mendapatkan kejutan yang tiba-tiba ini. Ia tidak menyangka sama sekali, bahkan lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri karena kesibukannya sebagai seorang entertain, mengubahnya seperti orang linglung. Pantas saja sejak kemarin, mereka semua, rekan-rekannya di SuJu, tidak mengindahkannya sedikit pun. Leeteuk nyaris kesal dan meluapkan emosinya, terutama saat Heechul bertingkah menyebalkan dengan berkata, “Aku sedang sibuk! Kau saja sendiri..” saat Leeteuk memintanya sedikit membantu untuk membereskan properti yang mereka gunakan selama latihan.

“Ayo tiup lilinnya, oppa..” Sungmin menghampiri dirinya, bersama dengan personil SuJu yang lain di belakangnya. Sementara Yesung masih memegang cake itu dengan kedua tangannya, dan mengarahkannya sejajar, agak ke bawah dari posisi wajah Leeteuk agar ia bisa meniup lilinnya dengan mudah.

“Ucapkan birthday wish-mu sebelum kau meniupnya ya…” Heechul mengingatkan dari balik kepala Sungmin.

Leeteuk mengangguk samar, lalu mulai menutup mata dan berdoa dalam hati…

Ijinkan aku tetap bersama mereka selama aku mampu hidup di dunia ini…Tuhan…

Hening beberapa saat, sampai kemudian lilin tersebut padam dan tepukan tangan meriah membahana di seluruh ruangan itu. Leeteuk memotong cake-nya, lalu memberi potongan pertama cake itu untuk dirinya sendiri.

“Maaf ya, aku terlalu mencintai diriku sendiri…”

“Curang kau, oppa!” seru Kyuhyun seraya memanyunkan bibirnya. Ia lalu bergerak mendekati Leeteuk, menyambar cake di tangan pemuda itu sebelum Leeteuk sempat memasukkannya ke dalam mulut, dan memasukkan sebagian cake itu ke mulutnya sendiri. Sementara sebagian yang lainnya, ia hadiahkan ke wajah Leeteuk. “Itu lebih bagus!” serunya girang, seraya tertawa senang menatap wajah Leeteuk yang berubah kesal di antara para personil SuJu yang ikut menertawainya.

“Akh, kau ini memang…” belum sempat Leeteuk menuntaskan ‘makian’ kecilnya pada Kyuhyun, lima personil SuJu lainnnya, yaitu: Kang-in, Sungmin, Eunhyuk, Kibum, dan Siwon, juga melakukan hal yang sama seperti yang Kyuhyun lakukan. Meraup sebagian cake Leeteuk yang sudah hancur dengan tangan mereka, lalu menghadiahkannya ke wajah dan bagian tubuh Leeteuk lainnya, hingga wajah dan tubuh pemuda itu mulai dipenuhi krim.

Terakhir, Heechul dan Donghae menghadiahkan seluruh sisa cake itu ke wajah Leeteuk. Sementara Han Geng dan Ryeowook menyiram cairan berwarna merah yang manis dan lengket ke tubuh Leeteuk mulai dari atas kepalanya.

“Hadiah untukmu, lida!” seru Yesung, gesit menghindar dari serangan Leeteuk saat pemuda itu berniat menyumbangkan sebagian krim cake ke wajahnya. “Tidak kena, weee…” ujarnya mengejek.

Leeteuk tidak kehabisan akal, lantas menyumbangkan krim cake di tubuhnya kepada Shindong yang sejak tadi hanya melongo. Krim itu tepat mengenai wajah Shin yang dengan senang hati menjilat-jilatnya. “Ini enak, kalian bodoh menyia-nyiakan makanan seenak ini…”

“Ah, dasar tukang makan. Ini ambil lagi kalo kau memang doyan,” Kang-in mengambil krim-krim cake di wajah Leeteuk dan mengoleskannya ke wajah Shindong, yang lainnya juga mulai melakukan hal yang sama.

“Hee..heeii.. jangan seenaknya! Siapa yang menyuruh kalian melakukan…”

“Tidak usah protes,” Siwon menjejalkan cake ke dalam mulut Shindong yang langsung terdiam, nyaris tersedak dengan sumpalan cake yang datang membrondong, dan membuatnya ingin menendang bokong Siwon.

Sementara Leeteuk hanya tertawa terpingkal melihat tingkah mereka. Ingatannya kembali ke beberapa tahun lalu saat pihak SM Entertainment menawarinya bergabung dalam satu unit boyband. Saat itu hanya ada ia dan Eunhyuk, berdua saja. Ia masih tidak mengerti, apa yang bisa mereka lakukan hanya dengan berdua. Namun setahun kemudian, Han Geng, Yesung, Shindong, Sungmin dan Donghae bergabung dengan mereka setelah melewati beberapa audisi. Tahun berikutnya, kehadiran Kang-in, Heechul dan Kibum, menambah daftar panjang calon personil dari boyband yang saat itu belum diumumkan kemunculannya. Tiga tahun berturut-turut ke depan, kelompok boyband mereka menjadi satu kesatuan yang besar dengan bergabungnya Siwon, Ryeowook, dan terakhir Kyuhyun. Semuanya lengkap menjadi tiga belas orang dalam tiga belas jiwa yang berbeda.

Sudah nyaris enam tahun sejak debut pertama mereka, Leeteuk tahu pada akhirnya mereka tidak bisa terus bersama. Namun ia sangat bahagia, sebagai seorang leader dari grup boyband itu, SuJu tumbuh menjadi boyband yang besar. Bukan hanya di negeranya sendiri, melainkan juga di dunia, khususnya wilayah Asia.

Namun….

Kriieeeettttt…

Pintu tiba-tiba terbuka.

Seorang wanita yang terlihat masih muda tampak terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya.

“Jungsu, apa-apaan kau ini?! Mengapa cake yang kupersiapkan untuk ulang tahunmu kau rusak dan kau tumpahkan ke wajahmu seperti itu??”

“Ah, kakak… mereka yang melakukannya…”

“Mereka?? Mereka siapa??” Inyoung menoleh ke sana kemari, namun orang yang ada di ruangan itu hanya Jungsu atau Leeteuk—begitu ia sering memperkenalkan dirinya selama beberapa tahun belakangan ini. Hanya adiknya itu sendiri. Tidak ada siapapun.

“Kau mulai berkhayal lagi…”

“Apa?!” Leeteuk menatap kakaknya tidak percaya. Sementara wanita muda itu mulai menatapnya lembut, mengelus kepalanya dengan sayang, dan mulai membersihkan cake di wajah dan tubuh Leeteuk, adiknya yang begitu kesepian.

“Aku selalu bersamamu, Jungsu. Kau tidak perlu takut sendirian, dan berkhayal seolah ada dua belas orang lain lagi yang bersamamu di sini…”

“Kakak… kau lupa kalau aku adalah leader dari grup boyband SuJu yang beranggotakan tiga belas orang?!”

Inyoung menatap mata adiknya berkaca-kaca, ingin sekali ia membantah ucapan Leeteuk itu, namun akhirnya ia hanya dapat mengangguk pasrah. “Baiklah Jungsu… maksudku Leeteuk… aku tahu kau leader hebat dari SuJu… karena kau spesial… sangat spesial di hatiku…”

Wanita itu kemudian memeluk Leeteuk dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Leeteuk yang masih tetap duduk di kursi roda.

Sudah sebelas tahun berlalu sejak kecelakaan itu menimpa dirinya, Leeteuk dinyatakan lumpuh total dan harus melewati hari-harinya di kursi roda selama sisa umurnya. Inyoung sangat bersedih, bukan hanya karena penderitaan Leeteuk secara fisik, namun lebih karena penderitaan ia secara batin.

Leeteuk sangat kesepian. Begitu kesepian, hingga akhirnya ia menciptakan dua belas karakter jiwa yang lain di dalam tubuhnya, dan menganggap dirinya adalah seorang superstar di jagat hiburan Korea dan mancanegara, semata karena cita-citanya menjadi seorang entertainer harus kandas karena ia mengalami kecelakaan yang nyaris merengut nyawanya saat ia tergesa-gesa menuju tempat audisi pencarian bakat yang diselenggarakan oleh salah satu manajemen artis yang besar di Korea.


-Fin-

0 komentar:

Posting Komentar